Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerat atau crazy rich Indonesia Chairul Tanjung memiliki sejumlah bisnis di industri perbankan melalui PT Mega Corpora, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tercatat terdapat lima bank yang berada dalam ekosistem bisnis Chairul Tanjung. Tiga bank yang berstatus anak usaha yakni PT Bank Mega Tbk. (MEGA), PT Bank Mega Syariah, serta PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Tak hanya itu, Chairul Tanjung melalui Mega Corpora juga terpantau menggenggam kepemilikan saham di beberapa bank daerah, seperti di Bank Sulteng yang memiliki 24,90% saham dan menggenggam sebanyak 24,82% di Bank Sulutgo.
Baca Juga : Rugi KB Bank (BBKP) Kian Susut, Siap Cetak Laba? |
---|
Hingga hari ini, Senin (4/11/2024) Bank Mega, Allo Bank, BankSulteng, dan Bank Sulutgo telah merilis kinerja keuangan pada kuartal III/2024. Hanya Bank Mega Syariah yang belum mengeluarkan laporan kinerja keuangan pada 9 bulan tahun ini.
Lalu, bagaimana kinerja bank-bank besutan CT hingga akhir September 2024? Berikut ulasannya:
Bank Mega
PT Bank Mega Tbk. (MEGA) meraup laba bersih senilai Rp1,99 triliun pada kuartal III/2024. Nilai laba ini turun 28,52% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, senilai Rp2,79 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba Bank Mega didorong oleh penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 7,47% (YoY) menjadi Rp4,02 triliun pada September 2024, dari sebelumnya Rp4,34 triliun.
Margin bunga bersih MEGA juga turun 52 basis poin (bps) menjadi 4,91% per September 2024 dibandingkan sebelumnya 5,43% per September 2023.
Pada saat yang sama, bank juga mencatatkan peningkatan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp145,55 miliar pada September 2023 menjadi Rp158,73 miliar pada September 2024.
MEGA pun mencatatkan penurunan pendapatan lainnya sebesar 14,38% (YoY) menjadi Rp61,08 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp71,34 miliar.
Beban operasional lainnya turut membengkak dari Rp891,39 miliar pada September 2023 menjadi Rp1,56 triliun pada September 2024. Alhasil, laba operasional MEGA kian tertekan hingga 28,8% (YoY) dan hanya mencapai Rp2,46 triliun dari sebelumnya Rp3,45 triliun.
Dari sisi intermediasi, Bank Mega telah menyalurkan kredit Rp60,85 triliun pada kuartal III/2024, turun 6,89% (YoY) dari sebelumnya Rp65,35 triliun. Meski demikian, aset bank tetap tumbuh 10,77% (YoY) menjadi Rp129,43 triliun dari sebelumnya Rp116,85 triliun.
Dari sisi pendanaan, Bank Mega telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp84,2 triliun pada kuartal III/2024, naik 4,96% (YoY) dari sebelumnya Rp80,23 triliun. Adapun, dana murah atau current account saving account (CASA) Bank Mega naik 15,56% (YoY) menjadi Rp27,33 triliun.
Sementara, kualitas aset dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross mengalami kenaikan menjadi 1,78% pada September 2024 dari sebelumnya 1,63%. NPL net juga naik menjadi 1,31% dari 1,22%.
Allo Bank
Bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung (CT), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) meraup laba bersih Rp302,59 miliar pada kuartal III/2024.
Capaian ini turun 10,69% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp338,82 miliar.
Mengutip dari laporan keuangan, penurunan laba Allo Bank salah satunya dipengaruhi oleh penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp53,87 miliar pada September 2024. Naik hampir tiga kali lipat atau mencapai 180,79% yoy dari sebelumnya Rp19,18 miliar pada September 2023.
Meski begitu, Allo Bank masih mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp818,69 miliar, naik 8,18% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp756,77 miliar.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank digital ini pun naik 18 basis poin (bps) menjadi 9% dari sebelumnya 8,82%.
Pendapatan lainnya juga melesat lebih dari empat kali lipat atau tumbuh 329,3% yoy menjadi Rp136,93 miliar pada kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp31,9 miliar pada kuartal III/2023.
Dari sisi intermediasi, Allo Bank mencatatkan kredit yang naik tipis 0,18% yoy menjadi Rp7,34 triliun dari sebelumnya Rp7,32 triliun. BBHI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,93 triliun pada kuartal III/2024, naik tipis 0,76% yoy.
Dana murah atau current account saving account (CASA) Allo Bank melesat 28,01% yoy menjadi Rp811,19 miliar pada kuartal III/2024 dari tahun lalu Rp633,7 miliar. Aset bank pun tetap naik 17,28% yoy menjadi Rp14,06 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BBHI meningkat menjadi 0,55% pada September 2024 dari sebelumnya 0,06% pada September 2023. Pada periode yang sama, NPL net juga mengalami kenaikan menjadi 0,34% dari 0,04%.
Bank Sulteng
Hingga per 30 September 2024, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah atau Bank Sulteng mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp201,67 miliar.
Raihan laba ini meningkat 1,32% YoY dari kuartal III/2023 yang senilai Rp199,03 miliar. Kenaikan laba ini sejalan dengan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 8,49% YoY menjadi Rp490,47 miliar.
Namun, dari sisi beban operasional selain bunga bersih, Bank Sulteng mencatatkan kenaikan sebesar 17,54% YoY menjadi Rp231,17 miliar. Dari sini, perseroan pun mencatatkan laba operasional senilai Rp259,30 miliar, lebih tinggi ketimbang kuartal III/2023 yang senilai Rp255,39 miliar.
Dari sisi intermediasi, Bank Sulteng telah menyalurkan kredit senilai Rp8,10 triliun selama 9 bulan 2024, tumbuh 17,39% YoY dari kuartal III tahun lalu senilai Rp6,90 triliun. Untuk penghimpunan DPK, tercatat senilai Rp8,73 triliun, naik 17,97% YoY dari Rp7,40 triliun.
Untuk kualitas penyaluran pinjaman, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 2,91% per kuartal III tahun ini, mengalami kenaikan dari 2,79% pada 30 September 2023. Sementara, NPL net menurun dari 1,91% menjadi 1,88%.
Bank Sulutgo (BSG)
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo atau Bank Sulutgo (BSG) membukukan laba periode berjalan senilai Rp176,19 miliar per kuartal III tahun ini.
Jika dibandingkan dengan raihan laba periode yang sama pada tahun lalu, maka terjadi penurunan 13,83% YoY.
Dari sisi pendapatan, Bank Sulutgo melaporkan pendapatan bunga bersih senilai Rp949,66 miliar, naik tipis 0,18% YoY dari Rp947,92 miliar. Namun, dari sisi beban operasional lainnya terdapat kenaikan 8,76% YoY dari Rp630,74 miliar menjadi Rp685,98 miliar.
Laba operasional perseroan pun tercatat Rp281,75 miliar, lebih rendah ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai Rp315,85 miliar.
Untuk penyaluran kredit, terdapat peningkatan 8,30% YoY menjadi Rp15,78 triliun. Sementara, himpunan DPK tercatat Rp16,69 triliun, naik 7,19% YoY dari Rp15,57 triliun. Aset pun ikut tumbuh dari Rp19,75 triliun menjadi Rp21,50 triliun.