Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyambut baik dilibatkannya industri asuransi dalam proyek ketahanan pangan atau food estate pemerintahan Prabowo.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan perluasan asuransi ke sektor pertanian tersebut akan menjadi pendorong pertumbuhan asuransi pada 2025 nanti.
"Kita berterima kasih pada regulator, OJK, yang banyak memberi masukan ke kita bagaimana kita bisa berkontribusi dalam penguatan food estate. Kemarin kita diberi kesempatan untuk bisa berpartisipasi di dalam asuransi parametrik," kata Budi di kantor AAUI, Selasa (3/12/2024).
Pemerintah sendiri melihat protection gap di sektor pertanian saat ini masih signifikan. Selain itu, industri asuransi di Indonesia dianggap sudah siap dengan berbagai produk yang mendukung sektor pertanian, termasuk asuransi parametrik yang saat ini dikembangkan oleh sepuluh perusahaan asuransi nasional.
Budi mengatakan, peluang tersebut akan dimanfaatkan perusahaan asuransi umum dengan menyiapkan berbagai strategi.
"Saya tangkap tantangan ini dan beberapa teman-teman di industri, kita akan masuk di sana pada tahun 2025. Jadi kita harus menyiapkan strategi, terobosannya seperti apa," jelas Budi.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono menjelaskan pemerintah sebenarnya telah menjalankan program asuransi usaha tani padi melalui PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), namun cakupannya masih terbatas.
"Dari data 2023, program tersebut hanya mencakup sekitar 400.000 petani," ungkap Ogi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (10/9/2024).
OJK menilai potensi pengembangan asuransi tani di Indonesia masih sangat besar. Ogi menilai industri asuransi di Indonesia sudah siap untuk merambah potensi tersebut.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto berencana memperluas sektor pangan nasional. Program tersebut mencakup pembangunan food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur, serta pencetakan sawah seluas 250.000 hektare dan pengembangan kawasan jagung seluas 250.000 hektare.
Selain itu, terdapat rencana membangun 12 bendungan dan memperluas lahan pertanian hingga 20,4 kilometer persegi, serta mencakup 1 juta hektare asuransi pertanian. Program ini diperkirakan akan memperkuat sektor pangan nasional sekaligus bisa meningkatkan cakupan asuransi tani di Indonesia.