Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) telah menyiapkan strategi investasi untuk mengantisipasi dinamika pasar, termasuk volatilitas suku bunga yang diprediksi masih terjadi pada 2025.
Kebijakan dan strategi ini disusun secara berkala dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, mempertimbangkan peluang di pasar, serta menyesuaikan alokasi investasi agar tetap selaras dengan target hasil investasi dan kewajiban terhadap pemegang polis.
Direktur Ciputra Life Listianawati Sugiyanto mengatakan perusahaan secara aktif memantau volatilitas suku bunga di pasar dan melakukan penyesuaian terhadap alokasi investasi, khususnya pada instrumen obligasi.
“Kami optimistis bahwa kebijakan dan strategi investasi yang telah disusun dan diperbaharui secara berkala mampu menghadapi volatilitas suku bunga yang terjadi di masa depan,” kata Listi kepada Bisnis, pada Kamis (5/12/2024).
Listi menambahkan, dalam menyusun alokasi investasi, Ciputra Life mempertimbangkan beberapa faktor penting, mulai dari target hasil investasi, komposisi aset, profile kewajiban terhadap pemegang polis, hingga ketentuan yang telah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dia mengungkap diversifikasi yang perusahaan lakukan selain untuk mengurangi risiko yang timbul akibat volatilitas pasar dampak dari kondisi ekonomi dan geopolitik global, juga mempertimbangkan target hasil investasi, liabilitas/kewajiban terhadap nasabah, serta ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga
Dalam konteks global, rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan pada 2025 dipandang Ciputra Life sebagai peluang positif. Listia percaya bahwa langkah ini berpotensi diikuti oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.
“Terlepas dari terpilihnya Trump sebagai Presiden AS, kami memiliki pandangan bahwa rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan di tahun 2025 masih tetap mempunyai peluang besar untuk dilakukan. Penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed diharapkan diikuti negara-negara lain termasuk Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, penurunan suku bunga dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk pasar obligasi dan pasar saham di Indonesia. Selain itu, sektor riil juga akan diuntungkan melalui penurunan biaya dana (cost of fund), yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
“Daya beli masyarakat yang kuat tentu akan berpengaruh sangat positif terhadap pertumbuhan industri asuransi jiwa,” ungkapnya
Per Oktober 2024, Ciputra Life mencatatkan aset investasi sebanyak Rp779,7 miliar. Angka tersebut meningkat 46,15% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp533,5 miliar.
Penempatan investasi paling banyak yakni pada Surat Berharga Negara (SBN) RI sebanyak Rp386,4 miliar yang mana meningkat 45,89% dari Rp264,8 miliar. Kemudian disusul obligasi korporasi sebanyak Rp231,3 miliar yang naik 55,12% dari sebelumnya Rp149 miliar per Oktober 2023.
Investasi lainnya yakni saham sebanyak Rp93 miliar, efek beragun aset Rp49,9 miliar, deposito berjangka Rp8,5 miliar, SBN Bank Indonesia Rp7,2 miliar, dan efek beragun Rp3,03 miliar.