Bisnis.com, SERANG – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menyampaikan kabar terbaru perihal akuisisi salah satu bank syariah sebagai kendaraan yang akan menerima aset perusahaan dari Unit Usaha Syariah (BTN Syariah). Seperti diketahui, BTN menjadi salah satu bank yang wajib melakukan spint off karena ukuran aset syariahnya sudah di atas ketentuan.
Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan bahwa aksi korporasi spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN itu diproyeksikan selesai pada pertengahan 2025. Dengan kata lain, proses akuisisi diharapkan rampung sebelum tenggat waktu tersebut.
“Kita semester I akhir semuanya selesai [spin-off]. Untuk akuisisinya kita harapkan [selesai] kuartal I/2025,” katanya saat ditemui pada acara Akad KPR Massal BTN di Serang, Banten, Kamis (12/12/2024).
Nixon memaparkan, akuisisi yang berlangsung saat ini sedang berada pada tahap akhir due diligence atau uji tuntas terhadap bank terkait.
Proses tersebut juga berjalan seiring dengan penyiapan dokumen perjanjian jual-beli bersyarat alias Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA). Pihaknya pun bakal menghadap Kementerian BUMN dalam waktu dekat.
“Nanti [dokumen itu] kita bawa ke Kementerian BUMN untuk dapat diizinkan melakukan CSPA,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk pemenuhan kewajiban terhadap Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 12/2023 tentang Unit Usaha Syariah (UUS) dan Undang-undang No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Ketika ditanya perihal nilai akuisisi ini, Nixon enggan berkomentar panjang. Dia hanya menyampaikan bahwa kedua belah pihak saat ini sudah mendekati kata sepakat.
“Belum boleh disebut [nilai akuisisi]. Juga struktur, belum boleh disebut,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BTN menyampaikan bahwa unit usaha syariahnya masih beroperasi seperti biasa, karena belum ada aksi korporasi apa pun yang dilakukan Perseroan selaku induk usaha.
"Perseroan akan tetap memastikan bahwa pelaksanaan atas rencana pengembangan UUS dilakukan sesuai prosedur yang telah diatur oleh regulator serta memenuhi seluruh perizinan yang disyaratkan oleh regulator," tulis dokumen yang ditandatangani Corporate Secretary BTN Ramon Armando, Selasa (19/11/2024).
Adapun, di tengah proses aksi korporasi itu, UUS BTN alias BTN Syariah mencatatkan kinerja positif pada kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BTN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp535 miliar pada kuartal III/2024, meningkat 33,6% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp401 miliar.
Perolehan ini terutama ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat dari Rp35,7 triliun per September 2023 menjadi Rp42,7 triliun pada September 2024, atau 19,3% YoY.
Laju pertumbuhan simpanan alias dana pihak ketiga (DPK) juga mencapai dobel digit, tepatnya 31,5% secara tahunan, hingga mencapai Rp47,6 triliun per bulan kesembilan tahun ini.
Atas pencapaian baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan tersebut, aset BTN Syariah juga terkerek naik 19,2% YoY menjadi Rp57,7 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan Rp48,4 triliun pada periode sama tahun lalu.