Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI membeberkan proyeksi bisnis bullion bank alias bank emas. BSI sebelumnya didorong pemerintah untuk menjadi pionir bisnis logam mulia itu.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo memandang bahwa bisnis emas telah lama menjadi daya tarik bagi nasabah bank syariah. Dibandingkan platform emas digital, dia menilai bahwa produk emas di layanan keuangan syariah memiliki keunggulan dari segi underying gold alias cadangan emas yang ada.
“Dengan kata lain, keunikan syariah itu membuat investasi [emas] maupun yang berbasis komoditas itu bisa membuat any investor maupun nasabah itu bisa nyaman,” katanya dalam paparan Sharia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian tim ekonom BSI, investasi logam mulia seperti emas juga menjadi salah satu yang teratas dalam pilihan investasi masyarakat Tanah Air.
Hal ini ditunjang dengan hasil simulasi bahwa di antara 28 komoditas yang menjadi hilirisasi pemerintah Indonesia saat ini, emas bisa menghasilkan efek ganda fiskal alias multiplier effect sebesar 1,48%.
Dengan demikian, pihaknya menilai bahwa layanan bullion yang dioperasikan bank dapat turut mewujudkan angan-angan pemerintah untuk menjadi yang terdepan sebagai produsen emas dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tetapi kita butuh dukungan ekosistem yang lebih lanjut untuk bisa mengembangkan pola bank emas ini, yang mana sejalan dengan kebutuhan hilirisasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi,” tutur Banjaran.
Diberitakan sebelumnya, BSI menjadi salah satu bank yang sedang berancang-ancang menjalankan bisnis bullion bank alias bank emas di Tanah Air.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa pihaknya menyambut baik usulan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto agar BSI menjadi pionir bank emas di Indonesia bersama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI. Sejumlah persiapan tengah dilakukan oleh bank dengan ticker BRIS ini.
“Kami menyambut baik, ya. Kami sedang mempersiapkan segala sesuatunya, tentu kan perlu infrastruktur, perlu kajian dan lain sebagainya,” katanya saat ditemui di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024).
Hery memaparkan, proses tersebut saat ini masih berada dalam tahap internal perseroan. Apabila rampung, maka pihaknya akan segera mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator.
“Insyaallah awal tahun depan lah kita mengajukan izin. Tapi izinnya belum tentu di-approve, kan. Perlu proses, ada proses,” lanjutnya.
Ketika ditanya mengenai prospek bisnis bullion bank ke depan, dia menjelaskan bahwa emas telah menjadi salah satu tulang punggung pembiayaan BSI saat ini, khususnya melalui produk cicil emas dan gadai emas.