Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa indikator kredit berisiko alias loan at risk (LaR) perbankan kian membaik hingga mencapai level yang lebih rendah dari sebelum pandemi Covid-19.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa tren penurunan LaR berlanjut per November 2024 ke level 9,82%, dibandingkan pada Oktober 2024 yang berada pada level 9,94%.
“Rasio LAR tersebut sudah lebih rendah dibandingkan level sebelum pandemi, yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulanan, Selasa (7/1/2025).
Seiring dengan statistik tersebut, kualitas kredit perbankan juga dinilai tetap terjaga dengan rasio non-performing loan alias NPL gross yang sebesar 2,19%, turun tipis dari sebelumnya 2,20%. NPL nett juga turun dari 0,77% menjadi 0,75%.
Penyaluran kredit bank hingga bulan kesebelas tahun lalu pun masih bertumbuh dobel digit secara tahunan (year on year/YoY) atau sebesar 10,79% hingga mencapai Rp7.717 triliun.
Dari sisi pendanaan, Dian menyampaikan bahwa dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,54% YoY menjadi sebesar Rp8.835,9 triliun. Giro menjadi penopang utama laju pertumbuhan tersebut.
Baca Juga
Likuiditas perbankan dinilai masih memadai dengan rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,94% dan 25,57%, masih di atas ambang batas atau threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
“Tingkat profitabilitas bank atau ROA [return on asset] sebesar 2,69% per November 2024, yang menunjukkan kinerja perbankan tetap resilien dan stabil,” lanjutnya.
OJK lantas menyebut bahwa rasio permodalan bank atau CAR (capital adequacy ratio) masih solid dengan realisasi sebesar 26,92% per November 2024, dibandingkan dengan 27,02% pada bulan sebelumnya.