Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Macet Pinjaman Online Capai Rp1,90 Triliun per November 2024

Kredit macet pinjaman online (P2P lending) senilai Rp1,30 triliun merupakan pinjaman perorangan dan Rp600,32 miliar merupakan pinjaman badan usaha.
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline di Jakarta, Rabu (10/1/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pinjaman online atau fintech P2P lending yang macet (lebih dari 90 hari) sebesar Rp1,90 triliun sampai dengan November 2024. 

Dari jumlah pinjaman macet tersebut, sebesar Rp1,30 triliun merupakan penerima pinjaman perorangan dari total 538.790 rekening dan sebesar Rp600,32 miliar merupakan penerima pinjaman badan usaha dari 1.200 rekening.

Sementara di sisi lain, outstanding pinjaman lancar (belum jatuh tempo) sampai dengan November 2024 sebesar Rp63,86 triliun, terdiri dari Rp60,32 triliun pinjaman kepada perseorangan dan Rp3,53 triliun pinjaman kepada badan usaha.

Selanjutnya, outstanding pinjaman dalam perhatian khusus (sampai dengan 30 hari) sebesar Rp4,82 triliun, yang terdiri dari Rp4,40 triliun pinjaman kepada perseorangan dan Rp416,03 miliar pinjaman kepada badan usaha.

Sementara itu, outstanding pinjaman kurang lancar (30 sampai 60 hari) tercatat sebesar Rp2,60 triliun yang terdiri dari Rp2,49 triliun pinjaman kepada perseorangan dan Rp114,13 miliar pinjaman kepada badan usaha.

Terakhir, untuk kategori outstanding pinjaman diragukan (60 sampai 90 hari) tercatat sebesar Rp2,27 triliun yang terdiri dari Rp2,17 triliun pinjaman kepada perseorangan dan Rp97,45 miliar pinjaman kepada badan usaha.

Apabila ditilik lebih jauh soal kualitas pembiayaan P2P lending sampai dengan November 2024, paling besar adalah pinjaman lancar dengan presentase 84,46% dari total outstanding pinjaman.

Di posisi berikutnya berturut-turut adalah pinjaman dalam perhatian khusus 6,38%, pinjaman kurang lancar 3,44%, pinjaman diragukan 3%, hingga yang presentasenya paling minor adalah pinjaman macet sebesar 2,5%.

Adapun outstanding pinjaman P2P lending sampai dengan November 2024 meningkat 27,32% year on year (yoy) menjadi Rp75,60 triliun.

Total outstanding tersebut terdiri dari Rp20,27 triliun tersalurkan kepada perseorangan UMKM dan Rp50,29 triliun kepada peseorangan non-UMKM. Sisanya, sebesar Rp4,28 triliun tersalurkan kepada badan usaha UMKM dan Rp751 miliar kepada badan usaha non-UMKM.

Dalam periode ini, OJK juga mendata masih terdapat 21 dari 97 penyelenggara P2P lending yang mencatatkan kredit macet atau TWP90 di atas 5%. Penyelenggara dengan kredit macet ini didominasi oleh P2P lending yang fokus pada pendanaan produktif.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI) Entjik S. Djafar mengatakan meskipun 21 penyelenggara P2P lending masih mencatatkan TWP90 di atas 5%, secara keseluruhan industri masih menjaga kredit macet berada di titik yang aman.

"Tapi kalau dilihat secara umum 21 perusahaan ini tidak terlalu berpengaruh signifikan. Kan secara total masih bagus, TWP masih bagus. Jangan melihat ada 21, wah ini bahaya. Tapi jumlahnya [outstanding] kan kecil, tidak mempengaruhi industri secara keseluruhan," tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper