Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Ungkap Inflasi Tahunan Januari 2025 Rendah, Capai 0,76%

Capaian inflasi tahunan pada 2025 rendah jika dibandingkan dengan Januari 2024 sebesar 2,61% yoy.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,76% secara tahunan atau year on year (YoY). Meski secara tahunan masih terjadi lonjakan harga dibanding Januari tahun lalu, ekonomi Indonesia mengalami deflasi jika dibandingkan Desember 2024 dengan Januari 2025. 

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa inflasi tahunan pada bulan pertama di tahun ini lebih rendah dari bulan sebelumnya atau Desember 2024 yang sebesar 1,57% akibat deflasi bulanan. Pada Januari 2025, BPS mencatat ekonomi Indonesia mengalami deflasi 0,76%.

Capaian inflasi tahunan ini bahkan jika dibandingkan dengan Januari 2024 jauh di bawah. Pasalnya inflasi Januari 2024 mencapai 2,61% yoy.

“Inflasi 0,76% didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi 3,69% dan memberikan andil sebesar 1,07%,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).

Amalia memaparkan bahwa komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar dari kelompok tersebut adalah minyak goreng dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,14% serta Sigaret Kretek Mesin (SKM) dengan andil 0,12%.

Komoditas lain yang juga memberikan andil cukup besar terhadap inflasi tahunan adalah cabai rawit, kopi bubuk, dan beras.

Sementara itu, komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi besar adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,36%.

Meski komoditas tersebut mengalami inflasi, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 8,75% YoY dengan andil -1,39%.

Amalia menjelaskan bahwa secara komponen, inflasi terjadi di komponen inti dan harga bergejolak atau volatile food (VF) masing-masing sebesar 2,36% YoY dan 3,07%.

Sementara itu, harga yang diatur pemerintah, termasuk di dalamnya tarif listrik, mengalami deflasi hingga 6,41% YoY.

Realisasi tersebut nyatanya di luar perkiraan sejumlah analis. Sebelumnya, ekonom memproyeksikan IHK bulanan pada Januari 2025 masih akan mencatatkan inflasi, tetapi lebih lambat dari bulan sebelumnya, alias terjadi disinflasi.

Untuk proyeksi IHK secara tahunan, inflasi diperkirakan tetap lebih tinggi dari Desember 2024.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan IHK akan mencatat tingkat inflasi bulanan sebesar 0,4% secara bulanan atau month to month (MtM). Angka tersebut lebih rendah dari 0,44% pada Desember 2024.

Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Hosianna Evalita Situmorang meramalkan inflasi Indonesia pada Januari 2025 berada di level 0,3% (MtM), dengan inflasi tahunan sebesar 1,83% dan inflasi inti di 2,3% (YoY).

Nyatanya, IHK secara bulanan justru mengalami deflasi dan secara tahunan mengalami disinflasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper