Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) resmi mengantongi izin untuk menjalankan bank emas alias bullion bank dari OJK.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, izin bullion bank untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada hari ini, Rabu (12/2/2025).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengonfirmasi hal tersebut. Dia membenarkan bahwa BSI sudah resmi untuk menjalankan bank emas.
"Iya, baru kami keluarkan izin hari ini [untuk BSI menjalankan bullion bank]," ujar Dian kepada Bisnis, Rabu (12/2/2025) malam.
Pada akhir tahun lalu, Direktur Utama BSI Hery Gunadi menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik usulan pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, agar BSI menjadi pionir bank emas di Indonesia.
"Kami menyambut baik, ya. Kami sedang mempersiapkan segala sesuatunya, tentu kan perlu infrastruktur, perlu kajian dan lain sebagainya," katanya saat ditemui Bisnis di kawasan Karet Kuningan, Jakarta pada Rabu (11/12/2024).
Baca Juga
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo memandang bahwa bisnis emas telah lama menjadi daya tarik bagi nasabah bank syariah. Dibandingkan platform emas digital, dia menilai bahwa produk emas di layanan keuangan syariah memiliki keunggulan dari segi underying gold alias cadangan emas yang ada.
"Dengan kata lain, keunikan syariah itu membuat investasi [emas] maupun yang berbasis komoditas itu bisa membuat any investor maupun nasabah itu bisa nyaman," ujar Banjaran dalam paparan Sharia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian tim ekonom BSI, investasi logam mulia seperti emas juga menjadi salah satu yang teratas dalam pilihan investasi masyarakat Tanah Air.
Hal ini ditunjang dengan hasil simulasi bahwa di antara 28 komoditas yang menjadi hilirisasi pemerintah Indonesia saat ini, emas bisa menghasilkan efek ganda fiskal alias multiplier effect sebesar 1,48%.
Dengan demikian, Banjaran menilai bahwa layanan bullion yang dioperasikan bank dapat turut mewujudkan angan-angan pemerintah untuk menjadi yang terdepan sebagai produsen emas dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tetapi kita butuh dukungan ekosistem yang lebih lanjut untuk bisa mengembangkan pola bank emas ini, yang mana sejalan dengan kebutuhan hilirisasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi," tutur Banjaran.
(Reyhan Fernanda Fajarihza)