Bisnis.com, JAKARTA — Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit properti nasional.
Merujuk Data Uang Beredar Bank Indonesia mencatat, hingga Juni 2025, nilai kredit KPR dan KPA mencapai Rp816,5 triliun, tumbuh 7,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Capaian ini melampaui pertumbuhan segmen kredit properti lainnya. Total kredit properti pada periode yang sama tercatat sebesar Rp1.457,0 triliun, dengan pertumbuhan tahunan 5,6% yoy.
Sementara itu, pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi justru melambat, hanya tumbuh 0,6% yoy menjadi Rp395,5 triliun. Sektor real estate tercatat tumbuh lebih baik, yakni 7,0% yoy dengan total kredit Rp245,0 triliun.
Meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya yakni Mei 2025 yang mencatat pertumbuhan 8,0%, segmen KPR dan KPA menunjukkan masih adanya ketahanan permintaan masyarakat terhadap pembiayaan perumahan.
Kredit konsumsi dan investasi mencatat pertumbuhan tahunan yang solid per Juni 2025, menunjukkan permintaan domestik yang tetap kuat di tengah dinamika ekonomi nasional. Berdasarkan data Uang Beredar Bank Indonesia, kredit konsumsi tumbuh 8,6% yoy menjadi Rp2.268,2 triliun, sementara kredit investasi meningkat 12,2% (yoy) menjadi Rp2.214 triliun.
Baca Juga
Dalam kredit konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi kontributor utama, dengan nilai Rp816,5 triliun, naik 8,0% yoy. Sementara itu, kredit multiguna tercatat tumbuh paling tinggi dalam kelompok konsumsi, mencapai Rp1.306,7 triliun atau melonjak 10,7% yoy. Kredit kendaraan bermotor juga mengalami kenaikan tipis sebesar 5,5% yoy menjadi Rp145 triliun.
Di sisi lain, kredit investasi mencatat pertumbuhan paling signifikan di antara jenis kredit lainnya. Pertumbuhan mencapai dua digit, yakni 12,2% yoy, meskipun sedikit melambat dibanding Mei 2025 yang tumbuh 13,4% yoy. Sub-sektor yang menopang kredit investasi antara lain pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan total kredit Rp301,3 triliun, serta industri pengolahan sebesar Rp354,9 triliun.
Untuk kredit modal kerja (KMK), pertumbuhan tercatat sebesar 4,3% yoy menjadi Rp3.474,2 triliun, sedikit turun dari 4,5% yoy di bulan sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan yang mencapai 9% yoy, sementara industri pengolahan hanya tumbuh 7,5% yoy.