Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI mengumumkan rencana penambahan alokasi pembelian kembali saham perseroan (buyback) menjadi Rp1,5 triliun. Sebelumnya, perseroan sempat mengumumkan rencana serupa dengan nominal Rp905 miliar.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan bahwa hal ini seiring dengan perubahan jadwal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang semula dijadwalkan pada 13 Maret 2025 menjadi 26 Maret 2025.
“Buyback akan dilakukan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPST,” tulisnya dalam dokumen keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/2/2025).
Dia menjelaskan, langkah ini diambil untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa BNI memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perseroan.
Lebih lanjut, BNI disebutnya akan menggunakan arus kas bebas alias free cash flow untuk melakukan buyback saham.
Dengan demikian, hal itu dinilai tidak berdampak secara materiel pada operasional perseroan, sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target yang ditetapkan.
Baca Juga
“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan, mengingat Perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan,” jelas manajemen BBNI.
Adapun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBNI ditutup menguat 200 poin atau 4,58% ke level Rp4.570 per saham pada perdagangan Senin (17/2/2025) kemarin.
Harga saham BBNI terpantau menanjak 15,48% dalam sepekan terakhir, dan masih berada di zona hijau 1,73% dalam satu bulan.
Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, saham BBNI mengalami depresiasi 3,49% dalam tiga bulan dan minus 20,0% dalam jangka waktu setahun ke belakang.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.