Bisnis.com, JAKARTA — PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (Clipan Finance/CFIN) melihat kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat menjelang perayaan Idulfitri. Hal tersebut dapat mendorong permintaan pembiayaan pada periode tersebut.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan bahwa perusahaan memproyeksikan adanya lonjakan permintaan atas fasilitas kredit multiguna selama periode ini.
“Menjelang lebaran, perusahaan memprediksi terdapat peningkatan permintaan atas fasilitas kredit multiguna seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi di masyarakat,” kata Harjanto kepada Bisnis pada Sabtu (15/3/2025).
Sebagai bagian dari strategi menarik lebih banyak debitur, Clipan Finance menawarkan program Lebaran dengan skema bunga mulai dari 0% untuk jangka waktu tertentu. Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansialnya secara lebih ringan.
Meski prospek pertumbuhan pembiayaan tampak positif, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjaga kinerja penyaluran kredit. Harjanto menjelaskan bahwa faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan kondisi ekonomi makro turut berpengaruh terhadap kinerja bisnis pembiayaan perusahaan.
Selain itu, tren penurunan kualitas calon debitur juga menjadi perhatian. Berdasarkan catatan kolektibilitas Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), banyak calon peminjam yang memiliki riwayat kredit kurang baik, yang terindikasi berasal dari keterlibatan mereka dalam pinjaman online.
Baca Juga
Selain itu, meningkatnya praktik overalih kendaraan oleh sejumlah oknum kepada pihak yang tidak berkepentingan juga menjadi tantangan tersendiri dalam mitigasi risiko. Kondisi ini mendorong Clipan Finance untuk lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.
“Mitigasi risiko yang dilakukan perusahaan lebih ketat, sehingga tantangan yang dihadapi adalah menyamakan kinerja penyaluran pembiayaan kuartal I/2025 ini dibandingkan dengan kuartal I/2024,” jelas Harjanto.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Clipan Finance berupaya menjaga kualitas portofolio pembiayaan dengan menerapkan proses seleksi calon debitur yang lebih ketat. Perusahaan memanfaatkan berbagai tools analisis kelayakan kredit guna meminimalkan risiko gagal bayar.
“Selain itu, perbaikan proses kerja terhadap pengelolaan portofolio pembiayaan eksisting terus dilakukan,” ungkap Harjanto.