Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Jaga Keuangan Sehat Selama Ramadhan dan Jelang Lebaran

Salah satu kunci menjaga keuangan tetap sehat menjelang Lebaran adalah dengan menyusun anggaran secara cermat sejak Ramadhan, terutama setelah THR diterima.
Tips keuangan
Tips keuangan

Bisnis.com, JAKARTA— Menjelang Hari Raya Idulfitri, masyarakat Indonesia dihadapkan pada peningkatan pengeluaran yang cukup signifikan. Tradisi menjalani ibadah Ramadhan, mudik ke kampung halaman, hingga kebutuhan silaturahmi dan perayaan Lebaran, membuat pengelolaan keuangan menjadi tantangan tersendiri, meski ada tambahan pemasukan dari Tunjangan Hari Raya (THR).

Certified Financial Planner (CFP) Gembong Suwito mengatakan bahwa salah satu kunci menjaga keuangan tetap sehat menjelang Lebaran adalah dengan menyusun anggaran secara cermat sejak awal Ramadhan, terutama setelah THR diterima.

“Tiap tahun Indonesia ada tradisi Lebaran, dari proses Ramadhan, mudik dan Lebaran. Dari sisi pendapatan juga ada THR. Menjaga kondisi keuangan tetap sehat sampai Lebaran memang menjadi tantangan tersendiri terutama karena biasanya pengeluaran cenderung meningkat akibat kebutuhan ibadah, tradisi silaturahmi, dan mudik,” kata Gembong saat dihubungi Bisnis, pada Rabu (26/3/2025). 

Dia menyarankan agar masyarakat mulai membuat rencana atau daftar kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan Lebaran, seperti biaya transportasi, akomodasi, dan pengeluaran selama mudik. 

Setelah itu, penting untuk memisahkan antara kebutuhan yang benar-benar esensial dan keinginan semata. Dengan begitu, masyarakat bisa menetapkan batas maksimal untuk tiap kategori pengeluaran dan tetap dalam kendali. Dalam mengelola THR, Gembong tetap merekomendasikan prinsip anggaran 50:30:20 yang biasa digunakan dalam pengelolaan keuangan bulanan. 

“Gunakan prinsip 50:30:20 untuk alokasi THR, yaitu 50% dihabiskan untuk biaya-biaya mudik dan lain-lain. Lalu 30% untuk pelunasan hutang atau jika tidak ada hutang maka bisa dibuat dana cadangan [dana darurat], dan 20% untuk pos masa depan [investasi],” katanya.

Pengeluaran selama Ramadhan juga seringkali membengkak karena konsumsi makanan sahur dan berbuka. Gembong mengingatkan pentingnya kontrol dalam aspek ini. Dia menyarankan untuk menghindari pemborosan dengan membeli makanan sesuai dengan kebutuhan agar tidak ada sisa yang terbuang. 

Kemudian, buat daftar menu di mana fokus pada menu yang sehat dan hemat tanpa harus mahal serta hindari godaan untuk membeli makanan yang berlebih hanya karena tren atau promo. Menurutnya memanfaatkan diskon di pasar atau supermarket untuk membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah juga bisa menjadi solusi. 

Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada utang konsumtif yang kerap meningkat menjelang Lebaran, terutama karena banyaknya penawaran promo dan sistem pembayaran paylater. 

“Godaan promo dan buy now pay later akan semakin marak. Oleh karena itu, bijak menggunakan kartu kredit dan pinjaman online atau paylater yang digunakan untuk membeli barang-barang yang konsumtif dan tidak mendesak serta evaluasi cicilan yang ada, dengan pastikan tidak menambah cicilan baru selama bulan Ramadhan dan Lebaran agar beban keuangan tetap tidak lebih dari maksimal 30% rasio cicilannya atas pendapatan,” tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper