Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa dalam Pertamina Group, PT Perta Life Insurance mencatat menaikkan tarif premi asuransi kesehatan seiring inflasi medis yang terjadi di dalam industri.
Martino Faishal Saudi, Direktur Pemasaran Pertalife Insurance menjelaskan kenaikan premi tergantung pada benefit kesehatan yang diminta pemegang polis. Semakin besar benefit maka semakin mahal premi. Sedangkan bila menggunakan benefit standar, premi asuransi kesehatan juga menggunakan tarif standar.
"Itu [inflasi kesehatan] termasuk akan [berdampak] tarif standar akan naik. Karena inflasinya 8-15%. Mengikuti laju inflasi. Kalau inflasinya naik tarifnya naik," kata Faishal saat ditemui di kantor PertaLife Insurance, Senin (21/4/2025).
Adapun beberapa kajian internal yang dilakukan pelaku industri dan konsultan asuransi global seperti Mercer Marsh Benefits dan Willis Towers Watson (WTW) menyebutkan bahwa rata-rata kenaikan premi kesehatan di Indonesia sepanjang 2024 berkisar antara 8% hingga 15%. Di sisi lain, inflasi medis di Indonesia sepanjang 2024 tercatat sebesar 10,1%.
"[PertaLife] hampir sama, mengkuti inflasi. Sama [rata-rata kenaikan tarif 8-15%], tapi tergantung benefit yang mereka butuhkan," tegasnya.
Sementara pada 2025 ini, Faishal mengatakan penyesuaian tarif premi asuransi kesehatan PertaLife Insurance kembali lagi akan tergantung benefit yang diterima pemegang polis. Faishal melanjutkan, produk asuransi kesehatan menurutnya menjadi salah satu bisnis asuransi yang paling menantang. Untuk itu, strategi yang dilakukan PertaLife Insurance adalah dengan mengoptimalisasi kinerja bisnis pada captive market mereka. Selain itu, PertaLife Insurance juga akan mengoptimalisasi skema Coordination on Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan.
Baca Juga
Beberapa hal yang menjadi keunggulan asuransi kesehatan pada PertaLife Insurance dalam situasi adanya inflasi medis ini adalah pendalaman captive market. Faishal menjelaskan, melalui captive market ini penjualan dilakukan secara direct sehingga lebih memudahkan melakukan penawaran harga premi kesehatan dan benefit yang ditawarkan.
"Di Pertamina pun kami adalah BUMN yang punya rumah sakit dan klinik. Ini kelebihan kami dibanding yang lain. Artinya apa, ketika Pertamina melalukan pengendalian biaya atau efisiensi dengan mengoptimalkan afiliasi perusahaan, artinya kami adalah yang terdepan mengelola bisnis [asuransi kesehatan] ini," pungkasnya.