Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Permata (BNLI) Rp788,9 Miliar pada Kuartal I/2025, Susut 2,27% YoY

Pada kuartal I/2025 Bank Permata (BNLI) membukukan laba senilai Rp788,9 miliar.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp788,97 miliar pada kuartal I/2025.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp807,31 miliar, laba perseroan mengalami penurunan sebesar 2,27% secara tahunan (year on year/YoY).

Dikutip dari laporan keuangan Bank Permata, pendapatan bunga bersih pada periode yang berakhir pada 31 Maret 2025 terjadi peningkatan 1,64% YoY dari Rp2,49 triliun menjadi Rp2,53 triliun.

Pendapatan bunga Bank Permata tumbuh 2,80% YoY menjadi Rp4,26 triliun. Namun, pertumbuhan ini diiringi dengan kenaikan beban bunga 4,55% YoY menjadi Rp1,73 triliun.

Kemudian, beban operasional selain bunga bersih naik 4,74% YoY menjadi Rp1,51 triliun, yang salah satunya dikontribusi oleh kenaikan impairment menjadi Rp628,03 miliar dari Rp461,42 miliar.

Laba operasional Bank Permata pun menjadi Rp1,01 triliun pada kuartal I/2025 atau turun 2,64% YoY dari Rp1,04 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari fungsi intermediasi, BNLI membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp156,6 triliun selama tiga bulan pertama 2025. Nilai ini meningkat 6,0% YoY dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang sebesar Rp147,8 triliun.

Dalam siaran pers pada Selasa (22/4/2025), manajemen Bank Permata menyampaikan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) meningkat sebesar 9,2% YoY dengan kualitas aset yang terus membaik.

Perseroan mencatatkan rasio non-performing loan (NPL) pada level 2,0% dan loan at risk (LaR) sebesar 7,6%, membaik dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang sebesar 2,7% dan 8,2%.

"Di tengah ketidakpastion ekonomi global, Permata Bank disiplin untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan secara konsisten mempertahankan struktur neraca yang optimal dengan tetap menjaga tingkat likuiditas yang memadai," tulis manajemen.

Penyaluran kredit perseroan didorong oleh segmen korporasi yang tumbuh 7% YoY menjadi Rp92,2 triliun, diikuti dengan segmen komersial dan konsumen yang masing-masing tumbuh 5,3% dan 4,3% YoY.

Untuk menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, BNLI membentuk NPL Coverage dan rasio LAR Coverage yang pruden, masing-masing di level 387% dan 101%. "Lebih lanjut, dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah, Bank secara kansisten melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset."

Lalu, loan to deposit ratio (LDR) perseroan tercatat berada di level 83,2%, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir kuartal pertama tahun 2024 yang berada di level 82,0%. Total aset Bank Permata tumbuh sebesar 4,5% YoY menjadi Rp264,3 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun IaIu.

Simpanan nasabah meningkat 4,8% YoY menjadi Rp187,4 triliun yang didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 6,5%. CASA rasio Bank Permata meningkat menjadi 58,6% dibandingkan 57,7% pada tahun lalu.

Dengan penerapan inovasi layanan dan digitalisasi, BNLI membukukan cost to income ratio (CIR) yang semakin efisien menjadi 48,6% pada akhir Maret 2025 dibandingkan dengan akhir Maret 2024 sebesar 50,2%.

Meliza M. Rusli, Direktur Utama Bank Permata mengatakan kinerja pada awal tahun ini menunjukkan keyakinan perseroan bahwa strategi jangka panjang yang diterapkan berada di jalur yang tepat.

"Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Kami akan terus memperkuat layanan dan digitalisasi, mendorong inklusi keuangan, serta meningkatkan produktivitas dalam organisasi, agar Permata Bank dapat terus relevan dan kompetitif di tengah perubahan yang begitu cepat," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper