Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Global Bergejolak, Deposito Bank Tak Lagi Menarik?

Berdasarkan data Analisis Uang Beredar BI, simpanan berjangka atau deposito milik perorangan telah mengalami koreksi sejak awal tahun.
Ilustrasi investasi dengan instrumen deposito perbankan. Dok. Freepik
Ilustrasi investasi dengan instrumen deposito perbankan. Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat kini berburu emas di tengah lonjakan harga logam mulia yang salah satunya dipicu oleh pengumuman pengenaan tarif oleh Amerika Serikat pada awal bulan ini.

Emas dipandang sebagai instrument investasi yang aman atau safe haven di tengah ketidakpastian global. Lalu, bagaimana dengan instrumen penyimpanan dana lain, seperti deposito bank?

Jika menilik data Analisis Uang Beredar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), simpanan berjangka atau deposito milik perorangan telah mengalami koreksi sejak awal tahun. Dimulai pada Januari 2025, deposito perorangan minus 8,2% YoY.

Kemudian, pada Februari tahun ini melanjutkan penurunan sebesar 4,3% YoY dan Maret 2025 masih minus 1,3% YoY. Dari tiga jenis simpanan di perbankan, pada bulan ketiga tahun ini hanya tabungan perorangan yang mengalami pertumbuhan. Sementara, giro juga terkoreksi hingga -45,1%.

Mengenai pertumbuhan deposito, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan perkembangan deposito sepanjang kuartal I/2025 dinilai agak lebih berat, terutama untuk kategori individual.

Jahja menyebut deposito individual perseroan berada dalam tren pertumbuhan negatif. "Memang jujur, kami katakan saingan dengan instrumen yang lain lebih menarik dari deposito. [Instumen lain] tersedia banyak di market," ujarnya dalam paparan kinerja pada Rabu (23/4/2025).

Selain itu, dia menyebutkan masyarakat, terutama yang memiliki kelebihan dana, cenderung mencari yield yang lebih besar dari bunga deposito yang ditawarkan oleh bank. Oleh karena itu, kompetisi untuk menjaring dan mempertahankan dana deposito cukup ketat.

Sebagai informasi, saat ini BCA menetapkan bunga deposito paling tinggi sebesar 3,25% dan paling rendah pada level 2,00% per tahun. Hal ini pun diakuinya sebagai salah satu tantangan.

"Dengan hubungan baik dan layanan yang baik, BCA bisa memiliki Rp214 triliun deposito yang ada di BCA dengan no special rate," kata Jahja.

Adapun, sepanjang kuartal I/2025 BCA membukukan koreksi simpanan deposito sebesar 0,9% YoY dari Rp216 triliun menjadi Rp214 triliun. Sementara, dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan masih meningkat masing-masing sebesar 9,5% YoY dan 7,5% YoY.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper