Bisnis.com, JAKARTA— Rencana penggabungan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dengan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dinilai sebagai sinyal kuat kepercayaan investor asing terhadap potensi pasar pembiayaan di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, menyebut aksi korporasi ini sebagai langkah positif di tengah tantangan yang tengah dihadapi industri.
Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) tercatat menjadi pemegang saham utama dalam ekosistem ini, dengan kepemilikan di Bank Danamon yang kemudian menguasai Adira Finance, Mandala Finance, serta Home Credit Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, Suwandi menilai penggabungan antara Adira dan Mandala merupakan langkah yang logis dalam menciptakan sinergi, khususnya di segmen pembiayaan ritel.
“Ini adalah satu hal yang positif dan kita bisa melihat bahwa investor luar masih memiliki kepercayaan dan yakin bahwa dengan demografi penduduk Indonesia yang sejumlah 280 juta penduduk lebih, ini masih dilihat menjadi satu kesempatan yang mereka bisa berkembang di negara kita,” kata Suwandi saat dihubungi Bisnis pada Kamis (1/4/2025).
Dia menambahkan, industri pembiayaan pada prinsipnya mendukung langkah konsolidasi ini. Saat ini, tercatat ada sekitar 31 perusahaan pembiayaan yang sudah dimiliki oleh perbankan, yang menandakan tren kepemilikan ganda di sektor ini bukan hal baru.
Baca Juga
“Kalau dia bilang mau jadi raksasa the biggest dan segalanya, ya wajar-wajar aja. Mereka melihat satu kesempatan yang bisa dia beli dan terus akhirnya dia mau menggabungkan, mungkin ya itu adalah namanya wacananya atau rencananya itu tentu mereka yang lebih tahu daripada saya,” kata Suwandi.
Menurutnya, Mandala Finance yang banyak beroperasi di kawasan Indonesia Timur dinilai bisa melengkapi jaringan Adira Finance. “Mungkin di situ dilihat satu sinergitas antara Adira dan Mandala Finance,” katanya.
Mengenai apakah langkah ini akan diikuti oleh gelombang merger lain di industri, Suwandi tak menampik kemungkinan tersebut. Dia menyebut, sebelumnya BCA Finance juga telah melakukan penggabungan dengan BCA Multifinance.
Suwandi juga mencatat bahwa dua tahun terakhir industri pembiayaan menghadapi tekanan akibat penurunan daya beli masyarakat, yang ikut dipengaruhi oleh pelemahan sektor otomotif. Namun dia optimistis situasi akan membaik, seiring dengan program-program pemerintah baru yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% pada 2030 mendatang.
“Mungkin satu hal yang baik juga buat Adira dan Mandala Finance untuk melakukan konsolidasi merger ini penggabungan di saat-saat mungkin enggak terlalu sibuk gitu kan. Jadi hal biasa lah bisnis turun-naik, ya memang bukan kita doang yang mengalami,” ujar Suwandi.
Dia menegaskan, meskipun dinamika merger ini menjadi perhatian, kepastian soal siapa yang akan menjadi entitas baru sepenuhnya berada di tangan pemegang saham.
“Nanti siapa yang akan keluar sebagai entitasnya atau perusahaannya, apakah namanya Adira Mandala atau Adira yang akan dipakai namanya, yang pasti akan menjadi besar di dalam pembiayaan khususnya retail financing atau pembiayaan multi-guna,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Adira Finance dan Mandala Finance resmi mengumumkan rencana penggabungan usaha, dengan Adira sebagai entitas penerima merger pada 30 April 2025. Aksi ini akan membuat total aset gabungan keduanya mencapai Rp38,4 triliun sebelum penggabungan.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari konsolidasi MUFG di Indonesia, yang bertujuan memperluas jaringan distribusi, meningkatkan layanan, dan mendorong inklusi keuangan dari Aceh hingga Papua. Mandala Finance, yang kuat di wilayah Indonesia Timur, akan melengkapi skala bisnis Adira yang lebih luas.
Proses penggabungan ini masih menunggu persetujuan OJK dan pemegang saham, dengan target rampung pada 1 Oktober 2025. Sepanjang proses, operasional kedua perusahaan akan tetap berjalan normal.
----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.