Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp303,56 miliar pada kuartal I/2025. Realisasi itu tumbuh 87,54% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp161,86 miliar pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, kinerja positif ini salah satunya terdorong oleh beban pencadangan (impairment) yang turun signifikan 42,33% YoY menjadi Rp138,25 miliar pada bulan ketiga tahun ini, dibanding Rp239,73 miliar pada bulan ketiga tahun lalu.
Pendapatan bunga bersih UOB Indonesia juga tercatat sebesar Rp1,41 triliun, tumbuh tipis 1,37% secara tahunan dari Rp1,39 triliun.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit UOB Indonesia tumbuh 18,50% YoY hingga mencapai Rp107,64 triliun per kuartal I/2025, dibanding Rp90,84 triliun pada kuartal I/2024. Aset perseroan pun terkerek naik 3,89% YoY dari Rp159,91 triliun menjadi Rp166,14 triliun.
Kualitas aset bank asal Singapura ini pun membaik, tecermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang turun menjadi 1,89% dari sebelumnya 2,48%. NPL net turut membaik dari 1,27% menjadi 1,07%.
Terkait simpanan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun UOB Indonesia terkoreksi 1,87% YoY menjadi Rp120,94 triliun pada kuartal I/2025, dari sebelumnya Rp123,94 triliun pada kuartal I/2024.
Baca Juga
Deposito turun 11,61% YoY menjadi Rp51,42 triliun, meskipun giro tumbuh 12,41% menjadi Rp32,40 triliun dan tabungan naik 2,42% menjadi Rp37,12 triliun.
Adapun, margin bunga bersih UOB Indonesia turun tipis dari 3,92% menjadi 3,8%. Namun demikian, kinerja efisiensi membaik dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 94,07% menjadi 87,17%.
Selain itu, profitabilitas UOB Indonesia turut menguat dengan rasio imbal aset (return on assets/ROA) yang berada pada level 1,08% dan imbal ekuitas (return on equity/ROE) menjadi 7,4%.