Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah pertumbuhan industri asuransi nasional yang positif sepanjang 2024, kapasitas modal perusahaan reasuransi dalam negeri masih menjadi sorotan tajam.
Catatan Bisnis, total ekuitas sembilan perusahaan reasuransi nasional hanya mencapai sekitar Rp6,61 triliun per 2024, jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan perputaran premi di sektor asuransi umum dan reasuransi yang hampir menembus Rp150 triliun per tahun atau sekitar 22 kali lipat dari total modal reasuransi domestik.
Beatrix Santi Anugrah, Direktur Pengembangan dan Teknologi Indonesia Re menekankan industri reasuransi nasional memang sangat capital intensive dan perlu penguatan signifikan agar bisa menjadi tulang punggung mitigasi risiko dalam negeri.
“Kalau teman-teman cari datanya, sekarang ini ada sembilan perusahaan reasuransi, berapa sih modal perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia saat ini? Kita harus mampu menjaga backbone nasional dari sisi mitigasi risiko nasional. Itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Beatrix dalam Media Gathering belum lama ini.
Dia menegaskan bahwa salah satu strategi yang tengah didorong Indonesia Re pada 2025 adalah melakukan kajian integrasi perusahaan reasuransi. Menurutnya, penguatan modal menjadi kunci utama agar industri reasuransi nasional benar-benar mampu menjadi tulang punggung mitigasi risiko dalam negeri.
Dia mencatat, dari sembilan perusahaan reasuransi yang ada, saat ini hanya Indonesia Re yang sudah memenuhi ketentuan minimum modal ekuitas untuk 2028, sementara delapan perusahaan lainnya masih berada di bawah Rp2 triliun. Kondisi ini, katanya, mencerminkan lemahnya kapasitas pasar reasuransi domestik.
Baca Juga
“Jadi ini menunjukkan betapa lemahnya market kita sebenarnya,” tegasnya.
Benny Waworuntu, Direktur Utama Indonesia Re mengungkapkan pihaknya kini tengah menyiapkan berbagai langkah konkret untuk memperkuat modal, termasuk melalui lembaga investasi pemerintah, Danantara.
“Kami masih menunggu nih, karena kan sekarang ada Danantara kan, berarti kan nanti kan lewat Danantara ya. Apakah namanya PMN [penyertaan modal negara] lewat Danantara atau namanya apa, tapi belum tahu. Tapi pokoknya kami akan mengajukan penguatan pemodalan,” kata Benny
Benny juga menyebutkan bahwa perusahaan sedang berdiskusi dengan regulator terkait opsi lainnya, mulai dari konsolidasi hingga joint venture.
“Jadi banyak cara ya. Kami sekarang memang punya beberapa opsi yang kita sedang diskusikan dengan pemeriksa dan regulator ya, untuk mana yang paling memungkinkan yang kita bisa lakukan,” ujarnya.