Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) sedang mengkaji akuisisi perusahaan asuransi umum, setelah mengumumkan pemisahan unit usaha syariahnya dan mengakuisisi Bank Victoria Syariah.
Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan menyampaikan proses pengkajian melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan pihak terkait lainnya.
“Kita sebetulnya lagi mengkaji perusahaan asuransi agar konglomerasi perusahaan ini terjadi. Cuma, kita lagi mengkaji dari sisi Danantara dan lainnya,” ungkap Rully dalam media briefing di Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).
Rully mengatakan perusahaan asuransi ini nantinya tidak hanya terbatas pada asuransi jiwa, tetapi asuransi umum. “General insurance. Karena kita kan ada kaitan dengan portfolio value kita [yang] lebih banyak perumahan. Kita lagi mengkaji,” ujarnya.
Di sisi lain, BBTN tahun ini juga telah mengakuisisi perusahaan syariah yakni PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Melansir laman resmi BTN, BVIS memastikan proses penggabungan dengan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN berjalan sesuai dengan rencana.
Adapun aksi korporasi ini sejalan dengan amanah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator yang mewajibkan spin-off digelar paling lambat 26 Februari 2025.
Baca Juga
Sejalan dengan hal tersebut, BVIS dan UUS BTN akan bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah. Kendati begitu, Rully belum bisa mengungkap nama baru bank syariah tersebut usai akuisisi.
Lebih lanjut, Rully menyebut bahwa BBTN juga sedang mempertimbangkan untuk memperluas bisnis di sektor kredit kendaraan bermotor. Kendati begitu, dia menyebut bahwa perseroan kemungkinan akan melakukan joint financing terlebih dahulu sebelum menambah bisnis konglomerasinya.
“Daripada kita membangun kita bikin dulu mekanisme joint financing. Kenapa? Karena di tempat sebelumnya juga perlu 5-10 tahun untuk membuat multifinance laba,” tuturnya.