Tak hanya mengandalkan suntikan modal eksternal, Indonesia Re juga menggenjot penguatan modal secara organik dengan menahan laba. Langkah ini sejalan dengan kinerja positif perusahaan sepanjang 2024. Indonesia Re mencatat laba standalone sebesar Rp143 miliar, naik tajam sekitar 511% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara konsolidasi, laba Indonesia Re Group mencapai Rp72,7 miliar, tumbuh lebih dari 28% dibandingkan Rp56 miliar pada 2023. Meski pertumbuhan premi industri asuransi nasional mencatat angka positif pada 2024 dengan akumulasi pendapatan premi mencapai Rp336,65 triliun (naik 4,91% YoY), dan premi asuransi umum serta reasuransi berkontribusi Rp148,5 triliun (tumbuh 3,50% YoY), kapasitas modal domestik masih jauh tertinggal.
Data Bisnis mencatat, distribusi modal di sektor ini masih timpang. PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) memimpin dengan ekuitas Rp2,52 triliun, disusul PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) Rp1,52 triliun, dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Rp1,45 triliun. Di sisi lain, beberapa pemain seperti PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) bahkan mencatat ekuitas negatif sebesar Rp2,07 triliun.
Berikut rincian ekuitas perusahaan reasuransi di Indonesia per 2024:
• PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re: Rp2,52 triliun
Baca Juga
• PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure): Rp1,52 triliun
• PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein): Rp1,45 triliun
• PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re): Rp903 miliar
• PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark): Rp772 miliar
• PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (Inare): Rp574,72 miliar
• PT Orion Reasuransi Indonesia (Orion Reasuransi): Rp519 miliar
• PT Reasuransi Syariah Indonesia (Reindo Syariah): Rp421,98 miliar
• PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re): Minus Rp2,07 triliun