Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Kinerja Duo Bank Milik Taipan RI (BABP & NOBU) saat Merger Masih Menggantung

Simak kinerja dua bank milik konglomerat RI, yaitu MNC Bank (BABP) dan Bank Nobu pada kuartal I/2025, di tengah proses merger yang tak kunjung rampung.
Logo PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU).
Logo PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) membukukan pertumbuhan kinerja pada kuartal I/2025, di tengah nasib merger kedua bank tersebut yang masih menggantung. Kabar aksi korporasi tersebut pertama kali muncul pada awal 2023.

Mengutip laporan keuangan masing-masing, MNC Bank yang dimiliki konglomerat Hary Tanoesoedibjo membukukan laba bersih Rp19,9 miliar pada kuartal I/2025, naik 34,04% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari sebelumnya Rp14,85 miliar.

Penyaluran kredit MNC Bank tumbuh 11,52% menjadi Rp11,4 triliun pada Maret 2025, dibandingkan sebelumnya Rp10,23 triliun. Aset perseroan meningkat 13,48% YoY dari Rp18,29 triliun menjadi Rp20,76 triliun.

Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross MNC Bank naik tipis menjadi 4,34% dari sebelumnya 4,23%. NPL net berada pada level 2,94% dari semula 2,86%.

Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) MNC Bank tertekan pada awal tahun ini, dengan penurunan 3,7% dari Rp13,92 triliun pada Maret 2024 menjadi Rp13,4 triliun pada Maret 2025.

Komposisi dana murah alias giro dan tabungan (CASA) MNC Bank menyusut 5,54% menjadi Rp2,74 triliun, sementara deposito minus 3,21% YoY menjadi Rp10,67 triliun.

Sementara itu, Nobu Bank yang dimiliki taipan James Riady membukukan lonjakan laba 115,76% YoY menjadi Rp110,1 miliar pada kuartal I/2025, dari sebelumnya Rp51,03 miliar.

Nobu Bank telah menyalurkan kredit sebesar Rp20,78 triliun hingga bulan ketiga tahun ini, naik 24,82% dari Rp16,65 triliun pada periode sama tahun lalu. Aset NOBU meningkat 29,81% YoY dari Rp29,19 triliun menjadi Rp37,9 triliun.

NPL gross Nobu Bank berada di level rendah 0,66% per Maret 2025, kendati naik tipis dari 0,48%. Demikian pula NPL net yang naik dari 0,37% menjadi 0,51%.

Dari sisi simpanan, penghimpunan DPK Nobu Bank tumbuh 22,75% dari Rp20,03 triliun pada kuartal I/2024 menjadi Rp24,59 triliun pada kuartal I/2025.

Simpanan deposito tumbuh signifikan sebesar 31,07% YoY menjadi Rp16,69 triliun, diiringi dana murah yang naik 8,21% menjadi Rp7,89 triliun. Porsi CASA ini setara dengan 32,10% dari keseluruhan simpanan Nobu Bank.

Dicecar Bursa hingga Disorot OJK

Sebelumnya, MNC Bank dicecar Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai pemberitaan tentang kelanjutan merger dengan Nobu Bank. Bursa menanyakan apakah aksi korporasi itu berpeluang batal sebagaimana diberitakan.

Dalam keterbukaan informasi pada Jumat (2/5/2025) lalu, perseroan berkilah bahwa informasi yang beredar tersebut bukan berasal dari manajemen Bank MNC.

“Sehingga kami tidak mengetahui sumber dan kebenaran berita dimaksud,” demikian tertulis dalam dokumen yang ditandatangani Rita Montagna Siahaan selaku Presiden Direktur dan Hermawan selaku Direktur BABP, Jumat (2/5/2025).

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa kelanjutan rencana merger itu bergantung pada kesepakatan kedua belah pihak.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut perkembangan rencana merger terkini serta keputusan terkait rencana merger bukan merupakan kewenangan OJK. 

"Sampai saat ini, OJK belum menerima surat pengajuan penggabungan dari kedua bank dimaksud," kata Dian dalam jawaban tertulis, Senin (28/4/2025). 

Kendati demikian, dia menyebut OJK akan selalu mendorong suatu aksi korporasi apabila pada akhirnya akan turut mendukung upaya konsolidasi industri perbankan dan dapat melahirkan perbankan yang lebih sehat, efisien, dan lebih berdaya saing serta berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper