Pertumbuhan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga, yang tercatat mencapai Rp21,57 triliun atau tumbuh sebesar 3,92% dibandingkan April 2024 yang sebesar Rp20,76 triliun. Namun demikian, beban bunga juga mengalami kenaikan sebesar 4,55% YoY menjadi Rp8,94 triliun, dari sebelumnya Rp8,55 triliun.
Sebagai hasilnya, pendapatan bunga bersih BNI tercatat sebesar Rp12,63 triliun atau meningkat sebesar 3,50% dari Rp12,2 triliun pada April 2024.
Di sisi lain, BNI mencatat peningkatan tipis pada beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 0,77% YoY, dari Rp2,22 triliun menjadi Rp2,24 triliun. Meskipun beban impairment naik, kenaikan pendapatan bunga bersih masih mampu menopang perolehan laba perseroan.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BNI mengalami lonjakan sebesar 7,89% YoY, dari Rp702,16 triliun menjadi Rp757,57 triliun. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) justru mengalami kontraksi sebesar 0,94%, turun dari Rp819,32 triliun pada April 2024 menjadi Rp811,63 triliun pada April 2025.
Aset perseroan pun turut mengalami pertumbuhan sebesar 1,83% YoY, dari Rp1.069,55 triliun menjadi Rp1.089,12 triliun.