Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran pembiayaan fintech P2P lending atau pinjaman online di Indonesia Timur tumbuh subur dalam periode Januari-April 2025. Namun, pelaku mesti waspada dengan risiko kredit macet.
Misalnya, penyaluran pinjaman online di Provinsi Maluku Utara dalam periode ini tumbuh 146,63% year on year (YoY) dengan kredit macet atau TWP90 1,01%.
Meskipun tingkat kredit macet tergolong kecil, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda tetap memperingatkan potensi kredit macet membengkak seiring dengan derasnya pembiayaan yang masuk.
"Semakin tinggi penyaluran, maka bisa di bulan ke tiga pasca penyaluran yang cukup berbahaya. Jika dihitung per April, maka ancaman gagal bayar ada di bulan Juni, Juli dan Agustus," kata Huda kepada Bisnis, Rabu (11/6/2025).
Agar kekhawatiran gagal bayar tak terjadi, menurutnya penting sekali untuk melihat kinerja sektoral sebagai salah satu indikator credit scoring. Hal itu menurutnya perlu dilakukan sehingga bisa meminimalisir calon borrower yang mempunyai kualitas jelek.
Adapun selain Maluku Utara, provinsi yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Maluku. Dalam periode Januari-April 2025, penyaluran pinjaman online di provinsi ini tumbuh 97,47% YoY dan TWP90 pada level 1,01%.
Baca Juga
Pertumbuhan pinjaman di dua provinsi di Indonesia Timur ini jauh melampaui pertumbuhan rata-rata nasional yang mencapai 29,01% YoY. Tak hanya itu, TWP90 di kedua provinsi tersebut juga lebih rendah dibanding TWP90 rata-rata nasional yang mencapai 2,93%.
Huda melihat, tren yang terjadi saat ini memang permintaan untuk pinjaman P2P lending mulai bergeser ke daerah-daerah luar pulau Jawa karena pangsa pasar di Jawa yang sudah cukup stagnan.
"Di Pulau Jawa sendiri juga mulai muncul stigma negatif terkait pinjaman daring karena derasnya arus informasi. Maka ada dorongan untuk menyalurkan pinjaman kepada masyarakat di luar pulau Jawa, terlebih di Maluku Utara yang pembangunan industrinya cukup kencang dan membuat permintaan alternatif pembiayaan cukup tinggi," ujarnya.
Maka melihat kondisi tersebut Huda menilai tak heran jika pertumbuhan penyaluran pinjaman online di wilayah Indonesia Timur tumbuh subur dalam beberapa bulan terakhir.
"Terlebih di daerah tersebut untuk akses pembiayaan formal juga masih kurang yang menyebabkan pilihan masyarakat untuk ambil pembiayaan. Ditambah lagi pembangunan infrastruktur internet juga sudah masif di daerah-daerah industri seperti Maluku dan Maluku Utara," pungkasnya.