Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumber Bisnis Asuransi Umum Anjlok, Premi Industri Tumbuh Mini

Lini usaha asuransi umum penyumbang premi terbesar industri dalam kuartal I/2025 kompak mengalami kontraksi.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan dalam acara Indonesia Rendezvous 2024 di Nusa Dua, Bali./Bisnis-Pernita Hestin Untari
Ketua Umum AAUI Budi Herawan dalam acara Indonesia Rendezvous 2024 di Nusa Dua, Bali./Bisnis-Pernita Hestin Untari

Bisnis.com, JAKARTA – Lini usaha asuransi umum penyumbang premi terbesar industri dalam kuartal I/2025 kompak mengalami kontraksi. Alhasil, total premi bruto industri asuransi umum dalam periode ini tumbuh mini, hanya 0,3% year on year (YoY) atau Rp79 miliar menjadi Rp30,53 triliun.

Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, & Analisa AAUI, Trinita Situmeang, menjabarkan tiga lini usaha asuransi umum penyumbang premi terbesar saat ini adalah asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan asuransi kredit.

“Kita lihat ada beberapa lini-lini bisnis penyangga seperti asuransi kendaraan bermotor, properti, dan asuransi kredit relatif tidak naik, atau malah untuk dua bisnis utama asuransi kendaraan bermotor dan asuransi harta benda mengalami kontraksi,” kata Trinita dalam konferensi pers di Kantor AAUI, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Dalam kuartal I/2025, premi asuransi properti mengalami kontraksi 14,1% YoY atau Rp1,28 triliun menjadi Rp7,80 triliun. Sedangkan premi asuransi kendaraan bermotor turun 5,3% YoY atau Rp292 miliar menjadi Rp5,24 triliun.

Sementara itu, premi asuransi kredit hanya tumbuh 0,3% YoY atau Rp11 miliar menjadi Rp3,98 triliun. Meskipun masih tumbuh positif, lini usaha asuransi kredit per Maret 2025 menjadi lini usaha dengan rasio klaim tertinggi, mencapai 90,3%. Tingginya rasio klaim ini tidak lepas dari pertumbuhan klaim dibayar yang melampaui pertumbuhan premi didapat.

Tiga lini usaha asuransi umum tersebut tercatat menjadi lini usaha dengan pangsa pasar terbesar di industri, baik dalam periode kuartal I/2024 maupun kuartal I/2025.

Masing-masing untuk kuartal I/2024 dan kuartal I/2025, rinciannya adalah: pangsa pasar premi asuransi properti mencakup 28,9%, turun menjadi 25,9%. Sementara itu, pangsa pasar premi asuransi kendaraan bermotor sebesar 17,6%, turun menjadi 17,3%. Kemudian, pangsa pasar premi asuransi kredit sebesar 15,7%, turun menjadi 13,3%.

Sementara untuk klaim dibayar pada masing-masing lini usaha, klaim asuransi properti per kuartal I/2025 meningkat Rp486 miliar atau 33% YoY menjadi Rp1,96 triliun. Klaim asuransi kendaraan bermotor turun Rp80 miliar atau 4,2% YoY menjadi Rp1,82 triliun. Kemudian, klaim asuransi kredit naik Rp275 miliar atau 8,3% YoY menjadi Rp3,59 triliun.

Tiga lini usaha asuransi umum tersebut juga menjadi kontributor terbesar pada klaim dibayar industri dalam kuartal I/2025. Trinita menambahkan, satu lini usaha penyumbang klaim industri yang signifikan lainnya adalah asuransi kesehatan, dengan klaim dibayar mencapai Rp1,69 triliun.

“Jadi ada empat lini bisnis yang mengontribusi besarnya klaim dibayar atas seluruh lini usaha di asuransi umum, yaitu asuransi kredit, asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kesehatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum AAUI Budi Herawan menjelaskan faktor-faktor penyebab premi lini usaha andalan asuransi umum mengalami kontraksi.

Untuk asuransi kredit, Budi menjelaskan masih ada perusahaan asuransi yang menjual produk asuransi kredit kesulitan memenuhi ketentuan ekuitas dan rasio likuiditas minimal yang tertuang dalam POJK 20 Tahun 2023.

“Dengan ketentuan yang berlaku per Desember 2024, untuk kredit asuransi memang terjadi kontraksi yang luar biasa. Surety juga terjadi kontraksi yang luar biasa,” kata Budi.

Untuk asuransi properti, Budi menjelaskan kinerja lini usaha ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang sedang lesu. Dia melihat saat ini sektor korporasi banyak melakukan efisiensi dalam belanja asuransi.

Sementara itu, kontraksi asuransi kendaraan bermotor disebabkan oleh penurunan penjualan kendaraan. Namun, Budi melihat saat ini pasar otomotif mulai bergeliat kembali, dan dia berharap pada kuartal II/2025 kinerja premi asuransi kendaraan bisa terungkit naik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper