Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Naik 9% pada 2024, KrediOne Optimistis Bisnis P2P Lending Makin Moncer

KrediOne melihat pertumbuhan P2P lending atau pindar masih akan terus tumbuh dan sehat.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA – Industri fintech P2P lending mulai mendulang cuan. Per akhir 2024, laba setelah pajak industri fintech P2P lending tercatat positif sebesar sebesar Rp1,65 triliun usai dalam tiga bulan pertama 2024 mengalami rugi beruntun. Terbaru, industri mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp233,71 miliar per Februari 2025.

Salah satu perusahaan penyelenggara fintech P2P lending yang mendulang untung adalah PT Inovasi Terdepan Nusantara atau KrediOne.

"KrediOne menjadi salah satu pindar yang berkontribusi dalam pertumbuhan laba di industri untuk tahun 2024, hal ini tercermin pada laba tahun berjalan yang dibukukan pada laporan keuangan Desember 2024 naik 9% dari laba tahun 2023," kata CEO KrediOne Kuseryansyah kepada Bisnis, Rabu (18/6/2025). 

Kuseryansyah mengatakan laba tersebut berhasil didapatkan berkat perusahaan yang secara konsisten terus melakukan inovasi dalam proses bisnis end to end, manajemen resiko, pelindungan konsumen dan mewujudkan pelayanan berkualitas  bagi pelanggan. 

Beberapa langkah strategis yang dilakukan perusahaan antara lain adalah penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam implementasi credit scoring, E-KYC, termasuk penguatan penerapan GRC atau Governance, Risk and Compliance serta berkolaborasi dengan mitra strategis seperti perbankan.

Saat ini industri semakin percaya diri terus mendulang untung dari bisnis P2P lending. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bahkan optimistis laba setelah pajak sebesar Rp1,65 triliun pada tahun lalu bisa dilampaui oleh industri pada 2025.

Optimisme tersebut juga dirasakan oleh KrediOne. Kuseryansyah melihat pertumbuhan P2P lending atau pindar ini masih akan terus tumbuh dan sehat. 

"Ini dimungkinkan karena beberapa faktor di antaranya terkait dengan masih banyaknya masyakarat yang unbanked dan underserved yang belum terlayani dan membutuhkan layanan pinjaman alternatif. Diikuti dengan semakin banyaknya tersedia pilihan-pilihan solusi inovatif terkait EKYC, Credit Scoring yang terus meningkatkan kapasitas kami dalam pengelolaan resiko," tegasnya.

Menurutnya, syarat mutlak terwujudnya profitabilitas berkelanjutan bagi perusahaan antara lain adalah pertumbuhan, inovasi, efisiensi dan hadirnya perlindungan konsumen berkelanjutan.

Selain itu, adanya Roadmap Pengembangan dan Penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi 2024–2028 dari OJK menurutnya juga telah memberikan landasan strategis yang lebih kokoh bagi perusahaan P2P lending dalam menjalankan bisnis.

"Selain itu, dengan pendekatan yang prudent namun dinamis dan adaptif, kami melihat bisnis ini masih prospektif. Oleh karena itu, KrediOne berkomitmen untuk terus tumbuh sehat, bertanggung jawab dan secara konsisten berkontribusi positif dalam pertumbuhan kredit khususnya dan secara industri dapat menjadi positif faktor bagi pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper