Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menargetkan transaksi business matching dengan International Potential Buyer senilai Rp290 miliar dalam gelaran BSI International Expo 2025. Angka ini khusus ditujukan untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama BSI International Expo 2025 akan digelar pada 26-29 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan target tersebut diproyeksikan sejalan dengan penguatan kurasi produk yang dilakukan lebih awal, serta pendekatan proaktif kepada calon pembeli luar negeri (buyer). Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan nilai transaksi dibandingkan capaian tahun lalu.
"Kalau kami lihat tahun lalu, total transaksi yang tercipta dari retail dan wholesale selama expo mencapai sekitar Rp2,4 triliun. Tahun ini kami menargetkan bisa melampaui capaian tersebut. Caranya? Kurasi produk kami lakukan lebih awal, dan buyer juga sudah dikontak lebih dini agar saat sesi business matching semua berjalan optimal," ujar Anton kepada media, Senin (23/6/2025).
Anton menambahkan bahwa sektor usaha yang berpartisipasi cukup beragam, mulai dari fesyen, kosmetik, hingga makanan dan minuman (food and beverage/F&B), yang selama ini banyak diminati pembeli dari luar negeri.
"Tahun lalu misalnya, salah satu UMKM kita berhasil mengekspor produk sambal ke luar negeri. Ini jadi bukti bahwa produk Indonesia, khususnya dari sektor F&B, punya potensi besar di pasar global," ungkapnya.
Lebih lanjut, nilai target Rp290 miliar dari sektor UMKM tahun ini setara dengan sekitar US$17,7 juta, dan menjadi bagian dari target besar BSI dalam memperluas kontribusi sektor halal ke kancah global.
Baca Juga
Anton juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan BSI International Expo 2025 juga untuk mendorong Indonesia naik ke peringkat pertama Global Islamic Economic Indicator.
Fokus utama pameran tahun ini adalah penguatan ekosistem halal, mulai dari layanan haji dan umrah, gaya hidup halal (halal lifestyle), pendidikan Islam, layanan bank emas, hingga pembiayaan syariah seperti BSI Griya dan BSI OTO. Semua layanan ini terintegrasi melalui ekosistem digital BSI, antara lain superapps BYOND by BSI, BEWIZE, dan BSI Bank Emas.
Anton menegaskan bahwa inisiatif penguatan ekosistem syariah dan pengembangan bisnis emas berkontribusi positif pada kinerja bank, terutama dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK).
Tercatat, DPK dari segmen Islamic ecosystem mencapai Rp13 triliun, tumbuh 12,81% secara year to date (YTD). Di dalamnya, sektor pendidikan Islam dari jenjang SD hingga perguruan tinggi mencatat pertumbuhan 10,20% YTD dengan outstanding Rp4 triliun. Adapun segmen socio business dan organisasi Islam tumbuh 24,56% dengan nilai Rp5 triliun.
Selain itu, penempatan dana dari travel haji khusus dan layanan kesehatan Islam juga memberikan kontribusi signifikan, dengan total mencapai Rp3,2 triliun. Di luar itu, BSI turut mengelola tabungan haji sebesar Rp14 triliun, yang mencakup sekitar 5,8 juta rekening aktif.