Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pergadaian swasta konvensional, PT Sarana Gadai Prioritas, menilai bisnis gadai lebih menguntungkan dibanding kegiatan usaha pembiayaan lainnya secara umum.
Menilik kinerja bisnis industri, dalam kuartal I/2025 laba setelah pajak pergadaian swasta konvensional memang masih positif, meski terkoreksi 47,36% year on year (YoY) menjadi Rp17,88 miliar. Sebenarnya, pendapatan pergadaian swasta konvensional dalam periode ini tumbuh 24% YoY menjadi Rp355,31 miliar, namun di saat yang sama total beban melesat 33,34% YoY menjadi Rp335,64 miliar.
Bernard Simonangkir, Direktur PT Sarana Gadai Prioritas, mengatakan kinerja keuangan perusahaannya memang selaras dengan tren yang ditunjukkan industri.
"Walaupun terkoreksi, [pergadaian] masih tetap lebih menguntungkan dibanding industri keuangan secara umum dan lebih secured," ujarnya.
Karena dianggap menguntungkan ini, tak heran jumlah pergadaian swasta jumlahnya menjamur. Sampai dengan Mei 2025, jumlah pergadaian swasta melesat menjadi 200 perusahaan. Dalam 12 bulan terakhir, terdapat 38 entitas pergadaian swasta didirikan.
Selain menguntungkan, persyaratan modal awal mendirikan gadai swasta juga terbilang ringan. Dalam Peraturan OJK Nomor 39 Tahun 2024, mengatur bahwa perusahaan pergadaian swasta harus memiliki modal disetor pada saat pendirian paling sedikit Rp2 miliar untuk wilayah usaha dalam lingkup kabupaten/kota.
Baca Juga
Sementara untuk wilayah usaha dalam lingkup provinsi, modal disetor yang perlu disiapkan mencapai Rp8 miliar. Sedangkan untuk lingkup wilayah usaha nasional modal disetor paling sedikit Rp100 miliar.
PT Sarana Gadai Prioritas sendiri merupakan perusahaan pergadaian dengan lingkup wilayah provinsi. Merujuk kinerja industri secara agregat, penyaluran pinjaman gadai per Mei 2025 tumbuh 33,23% YoY menjadi Rp103,36 triliun, dengan proporsi penyaluran pinjaman terbesar dari PT Pegadaian mencapai 96,59%.
Ini artinya, ceruk pasar pergadaian swasta hanya di bawah 5%. Meski kecil, Bernard optimis pergadaian swasta masih tetap bisa tumbuh positif. "Masih tetap tumbuh, baik perusahaan baru maupun cabang baru dari perusahaan yang sudah ada," tegasnya.
Ketika pergadaian swasta konvensional mencatatkan kontraksi laba dalam kuartal I/2025, kinerja berbeda ditunjukkan oleh pergadaian swasta syariah. Laba komprehensif tahun berjalan pegadaian swasta syariah tumbuh 12,83% YoY menjadi Rp1,71 miliar, sejalan dengan total pendapatan yang juga tumbuh 36,43% YoY menjadi Rp6,29 miliar.
"Sebenarnya sama saja antara syariah dan konvensional, yang membedakan hanya cara pengakuan seperti bagi hasil dan pendapatan. Sedangkan dari sisi jaminan, untuk syariah diperbolehkan menerima jaminan tanah dan bangunan, sedangkan konvensional tidak, dia hanya barang bergerak. Jadi, [perbedaan] kinerjanya saya kira tergantung dari strategi masing-masing manajemen [perusahaan]," pungkasnya.