Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) alias BNC meraup laba bersih sebesar Rp276,05 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp6,16 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Neo Eri Budiono mengungkapkan bahwa raihan ini tak terlepas dari strategi peningkatan kinerja operasional yang memperkuat fondasi bisnis perseroan.
“Fokus kami terhadap pengembangan aset secara sehat dan terdiversifikasi, perbaikan manajemen risiko dan efisiensi operasional telah memberikan hasil yang menggembirakan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Menurutnya, hal ini tercermin dari penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 84,81% dari sebelumnya 100,27%, serta rasio cost-to-income (CIR) yang membaik dari 32,04% menjadi 29,95%.
Rasio profitabilitas Bank Neo turut membaik, seperti imbal aset (return on asset/ROA) yang naik dari -0,07% menjadi 3,09%, serta imbal ekuitas atau return on equity (ROE) yang meningkat dari -0,37% menjadi 15,62% pada paruh pertama tahun ini.
Terkait fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Neo mengalami penurunan 10,3% YoY dari Rp9,02 triliun menjadi Rp8,09 triliun, sedangkan total aset berkurang 5,8% YoY menjadi Rp17,96 triliun.
Baca Juga
Namun demikian, kualitas aset Bank Neo yang tampak dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross membaik dari 3,88% menjadi 3,10%. NPL net juga turun dari 1,28% menjadi 0,32%.
“Bank tetap berfokus pada pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dengan prinsip kehati-hatian, mengingat kondisi ekonomi yang masih penuh dinamika. Kami tetap melakukan upaya pertumbuhan dari sisi bisnis secara pruden dan terdiversifikasi sebagai upaya untuk meningkatkan aset dan penyaluran kredit,” lanjut Eri.
Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat sebesar Rp13,33 triliun pada semester I/2025, terkoreksi 9,69% YoY dari Rp14,76 triliun. Giro meningkat 44,7% YoY menjadi Rp686,97 miliar.
Mengenai rasio kinerja lainnya, modal inti dan ekuitas Bank Neo tercatat pada level Rp3,67 triliun dan Rp3,89 triliun pada semester pertama tahun ini. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) meningkat dari 32,12% menjadi 41,27%.
“Kami optimistis BNC ke depan akan terus berkembang melalui inovasi produk, perluasan layanan digital yang semakin beragam dan terdiversifikasi, serta peningkatan kualitas operasional dan pelayanan untuk menjawab kebutuhan dan ekspektasi nasabah,” pungkas Eri.