Bisnis.com, JAKARTA—Industri asuransi meliputi asuransi jiwa dan asuransi umum diprediksi akan tumbuh positif pada tahun ini di tengah ketidakpastian kondisi pasar yang masih membayangi.
Meski banyak pelaku industri melakukan aksi wait and see akibat pelaksanaan Pileg dan Pilpres hingga tengah tahun, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) maupun Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) yakin pertumbuhan industri akan meningkat.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim merasa yakin asuransi jiwa dapat tumbuh hingga 20% dibandingkan tahun lalu. Hal ini, menurutnya, ditopang oleh peningkatan besaran premi dari unit linked yang akan disasar pelaku industri asuransi.
“Di industri asuransi ini yang mereka [masyarakat] beli di asuransi bukan hanya proteksi, tetapi termasuk investasi,” katanya belum lama ini.
Adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang menjadi tantangan tersendiri bagi sektor riil, menurut Hendrisman, merupakan permasalahan yang dapat berimbas ke seluruh sektor.
Walau begitu, dia masih melihat ada celah dan peluang bagi industri asuransi jiwa untuk tetap menorehkan raport hijau. “Kami harapkan di mana ada permasalahan, di situ ada kesempatan,” ujarnya.
Dia berharap ketidakpastian ekonomi yang diperkirakan masih akan terjadi di Tanah Air, tidak sampai mengurangi pasar asuransi jiwa tetapi justru memperbesar pasar.
Dalam hal memenuhi ketentuan modal, dia menuturkan pelaku industri memiliki banyak pilihan di antaranya melakukan joint venture, menjual saham ke publik (IPO), atau mencari modal dari pemerintah.
Hal serupa diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Ahmad Fauzi Darwis. “Asosiasi belum membuat prediksi [tingkat pertumbuhannya], tetapi kami pun optimistis,” katanya kepada Bisnis, Rabu (18/6/2014).
Dia sebelumnya mengatakan ekspansi bisnis asuransi umum untuk memberikan mitigasi risiko telah menyasar berbagai sektor, termasuk sektor riil. Pelaku asuransi umum, sambungnya, tidak menghindari sektor tertentu.
“Yang terjun di pembangunan [program pemerintah] sudah ada. Prosesnya tetap mengikuti proses tender,” ujarnya.
Ahmad menyatakan nilai penjaminan dalam sektor infrastruktur yang mengandung pembangunan konstruksi telah cukup besar. Dia melanjutkan sejumlah pelaku asuransi umum telah bekerja sama dengan pemerintah daerah.