Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asuransi yang mengandalkan pembiayaan di sektor otomotif memasang target tak terlalu ambisius pada 2015. Pasalnya, sejumlah kebijakan pemerintah dan kelesuan ekonomi ditengarai menjadi pemicunya.
Candra Gunawan, Direktur Utama PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) menyatakan pertumbuhan perusahaannya tidak akan jauh berbeda dengan capaian 2014.
"Diperkirakan pertumbuhan 5%-10% pada tahun ini," jelas Gunawan di sela-sela sosialisasi Undang-undang Perasuransian, Selasa, (20/1/2015).
Menurutnya, untuk memcapai pertumbuhan ini, pihaknya akan memaksimalkan semua lini pemasaran. Selain itu perusahaannya juga membagi rata berdasarkan prioritas target premi antara kendaraan baru dan kendaraan bekas. Namun, Candra tidak bersedia menjelaskan target premi yang akan diraih perusahaan pada 2015.
Sebagai gambaran berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III/2014 yang dirilis oleh perusaahan di Bursa Efek Indonesia, hingga 30 September 2014 premi bruto perusahaan mencapai Rp1 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama 2013 yang membukukan premi bruto Rp936,9 miliar.
Sementara itu, premi netto perusahaan pada September 2014 mencapai Rp769,2 miliar, naik dibandingkan dengan pencapaian pada September 2013 yang mencatatkan premi neto Rp584,7 miliar.
Pendapatan perusahaan pada September 2014 mencapai Rp865,5 naik dari capaian yang sama paadda 2013 yang mencatatkan pendapatan Rp644,2 miliar. Adapun, beban perusahaan mencapai Rp744,6 berbanding dengan beban September 2013 sebesar Rp529,7 miliar.
Laba ABDA hingga September tercatat Rp113,7 miliar lebih kecil daripada capaian 2013 sebesar Rp114,9 miliar.
Secara Industri, Otoritas Jasa Keuangan menyatakan pertumbuhan perusahan pembiayaan terus melambat. Jika ditelusuri, perlambatan aset industri pembiayaan mulai terjadi sejak lima tahun terakhir. Sebut saja, aset multifinance terus menyusut mulai 32% per Desember 2010, 26% per November 2011, sampai Desember 2012 yaitu 17%.
Eduardus Agus SD, Kepala Direktorat Motor Car, Accident and Health PT Asuransi Central Asia (ACA), menyatakan pertumbuhan asuransi kendaraan sangat bergantung dengan iklim industri otomotif. Akibatnya setiap kebijakan pemerintah yang membuat industri otomotif tertekan, maka akan berdampak langsung terhadap pendapatan premi.