Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Macet Tinggi, Bisnis Penjaminan Sektor Produktif Dihindari

Porsi penjaminan usaha non produktif terus mencatatkan kenaikan hingga 61% terhadap total outstanding penjaminan pada kuartal I/2015.

Bisnis.com, JAKARTA—Porsi penjaminan usaha non produktif terus mencatatkan kenaikan hingga 61% terhadap total outstanding penjaminan pada kuartal I/2015.

Pasalnya, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip Bisnis.com, Rabu (20/5/2015), menunjukkan total outstanding industri penjaminan mencapai Rp92,76 triliun pada kuartal I/2015.

Adapun, porsi sektor nonproduktif sebesar Rp92,76 triliun atau sekitar 61% dari total outstanding penjaminan, sedangkan usaha produktif hanya Rp36,11 triliun per Maret 2015. Pada saat yang sama, nilai penjaminan produktif justru turun 6,95%.

Jika dibandingkan kuartal yang sama 2014, kontribusinya juga masih mendominasi hingga 59% menjadi Rp56,97 triliun.

“Ya, itu tidak bisa dipungkiri karena penjaminan non produktif lebih menguntungkan ketimbang produktif. Apalagi, sektor produktif saat ini tingkat kredit macetnya cukup tinggi,” kata Wakil Ketua I Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Assipindo) Bakti Prasetyo di Jakarta, baru-baru ini.

Dirinya mencontohkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikelola oleh Jamkrindo pada tahun lalu mencapai 4,6% sedangkan non KUR hanya 1,4% pada periode yang sama.

Mengutip peraturan OJK (POJK) No 6/POJK 05/2014 mengamanatkan setiap perusahaan penjaminan harus melakukan usaha penjaminan setidaknya 20% dari total penjaminan. Tidak hanya itu, nilai penjaminan sebesar 20% untuk usaha produktif harus dilakukan paling lambat dua tahun setelah mendapatkan ijin usaha.

Tak jauh berbeda, Kepala Departemen Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I OJK Moch Ihsanuddin mengakui bahwa sektor nonproduktif masih menjadi tumpuan usaha industri penjaminan selama ini.

Menilik sejak 2009, penjaminan nonproduktif menjadi penyumbang terbesar terhadap total usaha penjaminan industri ini. Tetapi, usaha produktif terus menunjukkan pertumbuhan signifikan hingga kedua sektor tersebut mulai melambat pada tahun lalu.

“Saya lihat, masih banyak perusahaan penjaminan daerah [Jamkrida] yang melakukan usaha penjaminan nonproduktif di luar aturan yang ada. Ini tidak boleh, makanya kami teruS melakukan monitoring,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper