Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pialang Asuransi Pertanyakan Dasar Penetapan Tarif Komisi OJK

Pialang asuransi menyayangkan tidak diakomodasinya usulan pelaku industri perantara dalam revisi besaran tarif dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No 21/SEOJK.05/2015 yang mengatur Penetapan Tarif Premi Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor 2015.
Bagi pialang bukan besarnya tarif komisi yang dipermasalahkan . /Bisnis.com
Bagi pialang bukan besarnya tarif komisi yang dipermasalahkan . /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pialang asuransi menyayangkan tidak diakomodasinya usulan pelaku industri perantara dalam revisi besaran tarif dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No 21/SEOJK.05/2015 yang mengatur Penetapan Tarif Premi Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor 2015.

Nanan Ginanjar, ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia, menuturkan otoritas yang tidak mengubah besaran komisi membuat pelaku tidak bisa banyak bergerak. Padahal para pialang tidak memiliki sumber pemasukan lainnya.

"Pendapan pialang murni dari komisi," kata Nanang di Jakarta yang dikutip Kamis (8/7/2015).

Dia menuturkan penetapan tarif oleh otoritas dirasakan sepihak. Akibatnya membuat pelaku industri tidak bisa bergerak. Sebelum tarif diberlakukan, pialang memperoleh komisi 20%-25%, namun semenjak otoritas menetapkan tarif pialang hanya maksimal memperoleh 15%.

Menurut Nanan, bagi pialang bukan besarnya tarif komisi yang dipermasalahkan karena kebutuhan patokan komisi membuat industri lebih sehat. Akan tetapi, pihaknya mempertanyakan dasar penetapan yang digunakan oleh OJK dan dirasakan sepihak.

"Kami kehilangan pendapatan rata-rata 25%," katanya.

Nanan menjelaskan meskipun ada kenaikan premi, tidak lantas meningkatkan pendapatan perusahaan pialang, sebab kebanyakan nasabah tidak menaikkan preminya, tapi malah menurunkan proteksi.

Kebanyakan nasabah malah menurunkan coverage-nya, agar tetap bisa membayar premi yang sama dengan tahun sebelumnya, katanya.
Hal tersebut memberi dampak buruk bagi perusahaan pialang asuransi, tapi juga pada nasabah. Banyak nasabahnya menjadi underinsurance.

Dia mengatakan beberapa nasabahnya memilih untuk tidak lagi membeli asuransi dan melakukan self insurance, yakni mengelola risikonya sendiri.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper