Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank DBS Indonesia akan fokus meningkatkan eksposur pembiayaan pada segmen bisnis korporasi dan konsumer, di samping mempertahankan pasar di segmen korporasi yang selama ini mengambil pangsa 70% dari total bisnis.
"Tahun ini masih dominan bisnis korporasi. Ke depan mau lihat diversifikasi sumber pendapatan, termasuk ke consumer banking. Dalam tiga - lima tahun ke depan, kami harapkan akan seimbang antara korpasi dengan SME dan consumer banking," kata Direktur Strategi dan Perencanaan Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung, Kamis (8/6/2017) malam.
Dengan menjaga kontribusi dari ketiga segmen tersebut secara seimbang, lanjutnya, perseroan akan lebih kuat bertahan bila situasi perekonomian menjadi tidak kondusif.
Optimisme untuk meningkatkan lini bisnis konsumer antara lain didorong akuisisi terhadap bisnis wealth management dan perbankan ritel Bank ANZ.
"Mungkin nanti (setelah konsolidasi) akan seimbang antara konsumer dengan korporasi dan akan dubbling size untuk konsumer," katanya.
Terkait kinerja bisnis, selama kuartal I/2017 mencatat peningkatan laba bersih sebesar 75% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya menjadi Rp263 miliar dari posisi Rp151 miliar. Kenaikan laba didorong naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 23% menjadi Rp740 miliar.
Rudy menyatakan peningkatan kinerja ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan rasio return on asset (ROA) menjadi 2,16% dari sebelumnya 1,28% serta rasio Return on Equity (ROE) menjadi 13,45% dari posisi sebelumnya 8,79%.
Adapun, total pendapatan yang diperoleh selama tiga bulan awal pertama tahun 2017 mencapai Rp1 triliun, angka tersebut meningkat sebesar 16% dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.
"Kinerja positif ini cerminan komitmen kuat kami dalam segmen bisnis perbankan korporasi maupun perbankan konsumer. Pada triwulan pertama tahun ini. Kami memperoleh pengakuan sebagai bank kustodian terbaik di ajang Indonesia Top Performing Mutual Fund & Consumer Choice Awards 2017," katanya.
Dari segi penyaluran kredit, pertumbuhan pembiayaan sepanjang kuartal I masih single digit. Total nilainya sebesar Rp42 triliun atau naik 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di luar itu, guna mendorong efisiensi dari segi biaya dana, perseroan juga menerbitkan sertifikat deposito atau negotiable certificate of deposit (NCD) senilai Rp300 miliar dengan tingkat bunga yang ditawarkan sebesar 7,1% per tahun.