Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Divestasi Saham Permata, Astra Menolak Komentar

Astra International, yang merupakan pemilik 44,56% saham Bank Permata, menolak berkomentar soal isu divestasi saham Bank Permata oleh Standard Chartered.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. menolak berkomentar soal isu divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Seperti diberitakan sebelumnya, mitra Astra dalam kepemilikan Bank Permata yakni Standard Chartered PLC telah menyatakan siap melepas saham.

No comment dari pihak kami,” kata Direktur Astra International yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Permata, Suparno Djasmin kepada Bisnis, Selasa (26/2/2019).

Pihak PT Standard Chartered Bank Indonesia juga belum memberikan komentar. Konfirmasi terakhir yang diterima Bisnis pada akhir Januari 2019 hanya mengatakan bahwa perusahaan menilai kabar divestasi saham adalah spekulasi pasar.

Kendati demikian, rencana melepas kepemilikan saham StanChart di Bank Permata telah diungkapkan secara resmi oleh Bill Winters, Group Chief Executive Standard Chartered yang berbasis di London.

Dalam keterangan yang dipublikasikan di situs resmi Standard Chartered pada Selasa (26/2/2019), Bill Winters mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari upaya untuk merombank bisnis secara fundamental selama tiga tahun terakhir. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja agar tumbuh dua digit pada 2021.

"Mengurangi hambatan bisnis akibat capaian kinerja yang rendah dari beberapa pasar, termasuk India, Korea, UEA, dan Indonesia," katanya dalam keterangan resmi tersebut.

Standard Chartered dan Astra International masing-masing memiliki saham Bank Permata sebesar 44,56%. Sisa saham Permata dimiliki publik 10,88%. 

Adapun kabar divestasi saham Bank Permata telah bergulir beberapa waktu terakhir. Sejumlah investor sempat mewarnai pemberitaan soal hal tersebut. 

Setelah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, bank Jepang juga sempat dikabarkan berminat menjadi pemegang saham mayoritas. Nama-nama bank Jepang sempat diisukan hendak jadi investor adalah Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho Financial Group (MFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG). Sebanyak tiga dari empat nama tersebut memiliki afiliasi dengan bank di Tanah Air.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper