Bisnis.com, JAKARTA — Strategi digital banking dan QRIS dinilai bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap funding berbasis dana murah (Current Account Saving Account/CASA) hingga fee based income bagi perbankan.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan makin banyak nasabah yang aktif bertransaksi secara digital, peluang bank mengumpulkan dana murah dalam volume yang masif kian besar. Penguatan digital banking juga dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan fee based income.
Setiap transaksi pembayaran, transfer, maupun penggunaan fitur tambahan di aplikasi hingga QRIS berpotensi meningkatkan pendapatan non-bunga bagi perbankan.
“Dalam jangka panjang, kombinasi antara peningkatan CASA dan fee based income akan memperkuat struktur pendanaan sekaligus menambah diversifikasi sumber pendapatan,” kata Nurwachidah dalam keterangannya, dikutip Minggu (24/8/2025).
Menurutnya, transformasi yang berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan loyalitas nasabah, memperluas basis pengguna, serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham.
Transformasi digital perbankan juga menjadi fokus utama industri perbankan di Indonesia, termasuk PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) atau BWS yang mengembangkan ekosistem digital yang terintegrasi, yakni mobile banking, internet banking, hingga layanan berbasis QRIS.
Baca Juga
Selain itu, BWS juga memperluas ekosistem pembayaran berbasis QRIS ke lintas negara, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand dari Asean dan Jepang sebagai mitra awal dari negara di luar Asean.
Tingginya mobilitas masyarakat, baik wisatawan maupun pelaku usaha, yang membutuhkan metode pembayaran praktis tanpa harus menukar mata uang menjadi peluang bagi perbankan.
Diketahui, BWS melaporkan pendapatan operasional lainnya (fee-based income) yang berasal dari jasa layanan transfer mencapai Rp19,7 miliar pada semester I/2025. Pos ini mengalami kenaikan 94,2% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,2 miliar.