Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batavia Finance Terima Fasilitas Kredit Rp400 Miliar dari BRI

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk., (BPFI) meneken fasilitas kredit kendaraan bermotor dan fasilitas uncommited dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (BRI) senilai Rp400 miliar.
(Kiri ke kanan) Direktur BPFI Jasin Hermawan, Direktur Utama BPFI Markus Dinarto Pranoto, Executive VP BRI Primartono Gunawan, Direktur BPFI Indah Mulyawan, Vice President BRI Yudi Amiarno, dan Assistant VP BRI Wagiman dalam penanda tanganan fasilitas kredit senilai Rp400 miliar di Jakarta, Kamis (15/8/2019). / Bisnis.com-Nindya Aldila
(Kiri ke kanan) Direktur BPFI Jasin Hermawan, Direktur Utama BPFI Markus Dinarto Pranoto, Executive VP BRI Primartono Gunawan, Direktur BPFI Indah Mulyawan, Vice President BRI Yudi Amiarno, dan Assistant VP BRI Wagiman dalam penanda tanganan fasilitas kredit senilai Rp400 miliar di Jakarta, Kamis (15/8/2019). / Bisnis.com-Nindya Aldila

Bisnis.com, JAKARTA — PT Batavia Prosperindo Finance Tbk., (BPFI) meneken fasilitas kredit kendaraan bermotor dan fasilitas uncommited dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (BRI) senilai Rp400 miliar.

Direktur BPFI Markus Dinarto Pranoto mengatakan, pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk mengucurkan pembiayaan, khususnya ke segmen mobil bekas. Fasilitas kredit ini berlangsung selama 2 tahun.

Sejatinya, kerja sama antara kedua belah pihak telah berlangsung sejak 10 tahun yang lalu. Markus mengungkapkan, total pinjaman yang telah disepakati sejak 2009 mencapai Rp3 triliun.

“Kepercayaan sangat penting, maka harus kami jaga. Dengan diberikannya fasilitas, ini menjadikan dorongan bagi kami agar lebih agresif lagi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (15/8/2019).

Menurutnya, funding memang masih menjadi tantangan bagi setiap perusahaan pembiayaan. Dengan adanya pendanaan ini juga mencerminkan masih adanya kepercayaan bank terhadap multifinance setelah industri diterpa kasus gagal bayar tahun lalu.

Hingga saat ini, pendanaan BPFI masih didominasi oleh modal sebesar 45%, sekitar 30% dari obligasi, dan pinjaman bank sebanyak 24%.

Dengan demikian, Markus semakin optimistis bahwa perseroan dapat mencapai target pembiayaan senilai Rp1,4 triliun -- Rp1,5 triliun hingga akhir 2019, tumbuh 17% dibandingkan realisasi pada 2018.

Sampai Juli 2019, pembiayaan BPFI tercatat sekitar Rp900 miliar, tumbuh 111% (year on year/yoy).

Salah satu yang membuatnya masih optimistis adalah 80% portofolio BPFI yang masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas. Di samping itu, sebanyak 17% alat berat dan 3%--5% pembiayaan properti.

Dia mengungkapkan, rata-rata pertumbuhan profit BPFI mencapai 30% setiap tahunnya. Namun, dia mengakui tahun ini agak melambat karena faktor pemilihan umum.

Berdasarkan laporan keuangan BPFI pada Juni 2019, perseroan membukukan kenaikan laba tipis sekitar 2,34% (yoy) menjadi Rp39,86 miliar dari Rp38,95 triliun pada Juni 2018. Sementara itu, aset perseroan mencapai Rp1,76 triliun, menyusut 3,83% dari sebelumnya Rp1,83 triliun.

“Secara general, sampai Juli -- Agustus 2019 industri IKNB [industri keuangan non-bank] tumbuhnya sekitar 4%. Dengan adanya dorongan dari regulator cukup baik. Lalu, mengembalikan kepercayaan bank kepada industri multifinance supaya lebih baik sehingga kita bisa tumbuh bersama,” tuturnya.

Untuk mendorong pembiayaan pada semester II/2019, BPFI akan mulai ekspansi dengan membuka dua cabang baru di Jawa Tengah September dan dua di Indonesia timur. Hingga 30 Juni 2019, perusahaan memiliki satu kantor pusat, 66 kantor cabang dan dua kantor perwakilan.

Executive Vice President BRI Primartono Gunawan mengatakan BPFI telah memiliki model bisnis dan sistem IT yang mapan. Dia mengatakan, BRI telah melakukan analisis guna menentukan perusahaan pembiayaan yang layak untuk diberikan fasilitas kredit.

Menurutnya, segmen pembiayaan yang potensial untuk diberikan kredit saat ini di antaranya adalah mobil bekas dan perumahan.

“Kebanyakan itu diberikan untuk masyarakat untuk menciptakan nilai tambah. Bayangkan kalau itu disalurkan ke mobil niaga, itu bisa menggerakkan ekonomi,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper