Bisnis.com, MANGUPURA—Krisis keuangan global telah membawa pembelajaran betapa pentingnya memiliki upaya penanganan bank secara efektif dan efisien.
Hal itu disampaikan oleh Halim Alamsyah, Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam Seminar Internasional yang diselenggarakan LPS bertajuk “Facing Softening Global Economy: The Need to Strengthen Bank Resolution Preparedness” di Bali, Rabu (21/8/2019)
“LPS secara khusus memilih topik tersebut mengingat krisis keuangan global dan Asia telah memperlihatkan betapa pentingnya penanganan bank yang efektif dan efisien untuk mengurangi dampak krisis ekonomi,” katanya.
Dalam seminar ini, LPS akan bertukar pikiran bersama perwakilan dari lembaga penjamin simpanan (deposit insurance corporation/DIC) dan otoritas keuangan beberapa negara, industri perbankan, serta akademisi.
Topik yang menjadi pembahasan dalam seminar tahun ini a.l. kondisi keuangan global terkini dan perkembangannya ke depan, pengalaman beberapa negara di Eropa dalam melakukan resolusi bank, serta perkembangan penyusunan Recovery and Resolution Plan (RRP) di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Hadir sebagai pembicara membahas Outlook dan Stabilitas Sistem Keuangan Global adalah Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan, Kepala Departemen Surveillance OJK Henry Rialdy, dan Executive Director JP Morgan Singapore Sin Beng Ong.
Sementara itu, topik mengenai Penanganan Bank di Eropa akan dibahas oleh Board Member Singe Resolution Board Antonio Carrascosa, Head od Resolution Department Banco de Portugal Joao Filipe Freitas, dan Vice Head of the Resolution Unit Central Bank of Italy Roberto Cercone.
Selanjutnya, Progres dan Tantangan dalam Mengimplementasikan Rencana Pemulihan & Resolusi dan Penilaian Pemulihan akan didiskusikan oleh Ketua International Association of Deposit Insurers Katsunori Mikuniya, Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Imansyah, Vice President Korea Deposit Insurance Corporation Hanchul Jang, dan Head of Division of Resolution Department Banco de Portugal Joao Cunha Marques.
Selain itu, LPS juga bakal mengadakan workshop mengenai Simulasi Tantangan dalam Menghadap Krisis.
Hal itu disampaikan oleh Halim Alamsyah, Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam Seminar Internasional yang diselenggarakan LPS bertajuk “Facing Softening Global Economy: The Need to Strengthen Bank Resolution Preparedness” di Bali, Rabu (21/8/2019)
“LPS secara khusus memilih topik tersebut mengingat krisis keuangan global dan Asia telah memperlihatkan betapa pentingnya penanganan bank yang efektif dan efisien untuk mengurangi dampak krisis ekonomi,” katanya.
Dalam seminar ini, LPS akan bertukar pikiran bersama perwakilan dari lembaga penjamin simpanan (deposit insurance corporation/DIC) dan otoritas keuangan beberapa negara, industri perbankan, serta akademisi.
Topik yang menjadi pembahasan dalam seminar tahun ini a.l. kondisi keuangan global terkini dan perkembangannya ke depan, pengalaman beberapa negara di Eropa dalam melakukan resolusi bank, serta perkembangan penyusunan Recovery and Resolution Plan (RRP) di Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Hadir sebagai pembicara membahas Outlook dan Stabilitas Sistem Keuangan Global adalah Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan, Kepala Departemen Surveillance OJK Henry Rialdy, dan Executive Director JP Morgan Singapore Sin Beng Ong.
Sementara itu, topik mengenai Penanganan Bank di Eropa akan dibahas oleh Board Member Singe Resolution Board Antonio Carrascosa, Head od Resolution Department Banco de Portugal Joao Filipe Freitas, dan Vice Head of the Resolution Unit Central Bank of Italy Roberto Cercone.
Selanjutnya, Progres dan Tantangan dalam Mengimplementasikan Rencana Pemulihan & Resolusi dan Penilaian Pemulihan akan didiskusikan oleh Ketua International Association of Deposit Insurers Katsunori Mikuniya, Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Imansyah, Vice President Korea Deposit Insurance Corporation Hanchul Jang, dan Head of Division of Resolution Department Banco de Portugal Joao Cunha Marques.
Selain itu, LPS juga bakal mengadakan workshop mengenai Simulasi Tantangan dalam Menghadap Krisis.
