Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) berencana melakukan penambahan modal hingga tahun depan untuk naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II.
Direktur Bisnis Bank BKE Joice F. Rosandi mengatakan bahwa perseroan telah melakukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp300 miliar pada pertengahan tahun ini.
"Karena begitu pemegang saham utama menyetor sampai Rp300 miliar, modal BKE sudah mendekati Rp800 miliar. Tahun depan, kami konsentrasi ke right isssue berikutnya untuk masuk ke BUKU II," katanya usai acara Penandatanganan Kerja Sama Pemberian Fasilitas KPR Bank BKE dan Jo Ciputra Karya Utama, Kamis (5/9/2019).
Adapun, penyetoran modal sebesar Rp300 miliar dilakukan secara bertahap. Saat ini telah memasuki tahap terakhir. Joice menyebut pembeli saham ini ada di luar pemegang saham eksisting, namun enggan menyebut lebih detil.
"Setorannya kan beberapa tahap. Kalau sudah selesai baru bisa disebutkan siapa. Ini tahap terakhir, diharapkan tahun ini selesai," tuturnya.
Belum lama ini, Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan Danadipa bersedia menjadi pembeli siaga.
Baca Juga
Sebelumnya, PT Danadipa Artha Indonesia, satu pemegang saham telah menyetorkan dana senilai Rp63 miliar atau sesuai dengan haknya. Namun belum memengaruhi komposisi saham, karena masih menunggu hasil diskusi dengan otoritas.
Perusahaan milik pengusaha Setiawan Ichlas ini memiliki rencana untuk menjadi pemilik mayoritas BKE dengan total kepemilikan sekitar 30%.
Selain itu, Joice mengatakan, modal disetor juga akan digunakan untuk ekspansi kredit. Pasalnya, erseroan tetap harus menjaga rasio keuangan peseroan.
Dikutip melalui laporan publikasi, loan to deposit ratio (LDR) perseroan tercatat pada level 94,61 per Juni 2019. Menurutnya, dengan penambahan modal, Baank BKE memiliki ruang likuiditas yang lebih longgar sehingga penyaluran kredit dapat lebih ekspansif.
Lebih lanjut, Joice menambahkan, perseroan berniat melantai di bursa (initial public offering/IPO) right issue rampung pada 2020. Namun begitu, rencana IPO kembali pada keputusan pemegang saham utama nantinya.
"IPO setelah naik ke BUKU II, ini tergantung pada pemegang saham utama Bank BKE nanti. Jika misalnya pemegang Saham IPO segera, kita segera. Tergantung dari pemegang saham utama nanti," katanya.
Bisnis mencatat, terkait penawaran saham perdana atau IPO, BKE telah menunjuk PT Bahana Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi.
Penunjukan penjamin emisi tersebut didasarkan pada pertimbangan kuatnya basis investor kedua sekuritas. Selain itu Bahana dan Mirae juga dapat menjembatani dua basis investor berbeda yang saling melengkapi.