Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertahan di Tengah Corona, Pelaku UMKM Ini Banting Setir jadi Produsen Masker

Sejak penyebaran Covid-19, omzet penjualan usaha Herwadi menurun drastis, sehingga dia memutar otak untuk mempertahankan usaha, agar dapurnya tetap ngebul.
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Salah seorang pedagang baju yang merupakan nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Herwadi, banting stir akibat penurunan omzet bisnis selama wabah virus corona (Covid-19) terjadi di Indonesia.

Pria berusia 39 tahun ini memulai usahanya sebagai pembuat dan penjual masker di Desa Selage, perbatasan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Maret 2020.

Sebelumnya, sejak 2005, Herwadi merupakan pedagang baju di Pasar Jelojo, Janapria Lombok Tengah dan Pasar Rarang Lombok Timur, NTB.

Sejak penyebaran Covid-19, omzet penjualan usahanya menurun drastis, sehingga dia memutar otak untuk mempertahankan usaha, agar dapurnya tetap ngebul.

“Saya sudah tidak melakoni usaha jual pakaian jadi lagi. Semenjak wabah Covid-19, pasar tempat saya berdagang ditutup sementara oleh pemerintah. Saya melihat peluang bisnis baru agar saya dan delapan orang pekerja saya tetap bisa hidup, kami membuat dan menjual masker untuk masyarakat di wilayah Lombok,“ jelas Herwadi, dalam siaran pers BRI, Senin (20/4/2020).

Bertahan di Tengah Corona, Pelaku UMKM Ini Banting Setir jadi Produsen Masker

Herwadi, salah seorang pedagang baju yang merupakan nasabah BRI, banting stir akibat penurunan omzet bisnis selama wabah Covid-19 terjadi di Indonesia/Dokumen BRI

Herwadi saat ini mendapat pesanan pembuatan masker dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sebanyak 10.000 lembar yang nantinya akan disalurkan oleh pemerintah kepada warga masyarakat di wilayah tersebut. Herwadi mengaku dia menjual masker ini kepada pemerintah seharga Rp3.500 per lembar.

"Dalam sehari saya membuat masker kurang lebih 1.000 lembar dengan tipe satu lapisan. Kami jual kepada pemerintah Rp3.500 per lembar. Sebelumnya, kalau langsung dijual kepada broker atau tengkulak masker, biasanya saya memberikan harga Rp5.000 per lembar," ungkapnya.

Dalam 3 minggu belakangan, Herwadi telah berhasil meraup puluhan juta rupiah dari penjualan masker kepada broker besar di wilayah Lombok. Herwadi mengatakan para broker biasa mengambil dalam jumlah yang cukup banyak, kisaran 1.000 lembar masker untuk sekali ambil.

Pengambilan biasanya terjadi 1 hingga 2 hari sekali. Herwadi juga menambahkan bahwa maskernya tidak hanya dipasarkan di Lombok Timur, tetapi juga dikirim ke berbagai kota lain, seperti Lombok Barat dan Lombok Tengah.

Untuk mendukung kelangsungan usaha, Herwadi memperkuat permodalanya dengan KUR dari BRI. Herwadi meminjam KUR BRI senilai Rp25 juta untuk membeli bahan baku kain dan karet yang saat ini mulai langka dan mahal. Bantuan KUR ini menurutnya sangat membantu dalam menyediakan stok barang dan membayarkan upah mingguan para pekerjanya.

Dia menjadi nasabah BRI sejak 3 tahun lalu, baik pinjaman dan simpanan. Herwadi mengaku merasa nyaman dengan layanan yang diberikan perseroan.

Senada dengan hal tersebut, Corporate Secretary Bank BRI Amam Sukriyanto mengatakan bahwa pihaknya memang banyak memberikan kemudahan bagi para nasabahnya, terlebih dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini.

Proses pengajuan, analisis kredit, dan pencairan yang cepat serta terdigitalisasi adalah salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh BRI.

Amam menyebutkan penyaluran kredit mikro Bank BRI secara nasional hingga Desember 2019 lalu adalah senilai Rp307,7 triliun. Sementara untuk wilayah Denpasar mencapai Rp21,4 triliun hingga akhir Maret 2020 lalu.

“Kami berharap semakin banyak nasabah Bank BRI yang ikut terlibat dalam memerangi wabah Covid-19 ini. BRI terus berkomitmen untuk mendukung dan memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM di situasi seperti sekarang ini,” tutup Amam.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper