Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BCA Bicara Krisis Ekonomi, Ibarat Sakit Jantung Hingga Stroke

Jahja termasuk tokoh bankir senior yang sudah melewati sejumlah kondisi krisis seperti tahun 1998 dan 2008. Dia membagikan ceritanya dalam acara Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar Bisnis, Rabu (10/6/2020).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020). Dokumen BCA.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020). Dokumen BCA.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan kondisi krisis ekonomi ibarat mengalami sakit akut seperti sakit jantung dan stroke.

Jahja termasuk tokoh bankir senior yang sudah melewati sejumlah kondisi krisis seperti tahun 1998, 2008. Dia membagikan ceritanya dalam acara Live Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar Bisnis, Rabu (10/6/2020).

“Mudahnya saya bandingkan orang yang kena penyakit. Krisis 1998 itu orang kena serangan jantung ada dorongan dan bisa normal. Kemudian krisis 2008 ibarat lagi migran sedikit-sedikit. (kondisi) sekarang stroke. Stroke itu recovery lebih lama dari pada saakit jantung, tapi ini stroke tidak mematikan secara langsung, tapi akan lebih lama menurut saya,” kata Jahja.

Dia mengatakan krisis ekonomi pada 1998 memberikan pelajaran penting bagi perbankan dan pelaku usaha. Jahja sempat mengingatkan kembali soal kerusuhan dan kepanikan pada 1998.

Dia menceritakan kepanikan itu sudah dimulai sejak November 1997, saat ada saran dari lembaga IMF untuk menutup 16 bank. Masa itu, program penjaminan belum ada. Penutupan bank ini membuat masyarakat panic dan mereka bergeser pada bank-bank pemerintah dan swasta relatif besar yang mereka anggap lebih aman.

“Kemudian saat awal 1998 ada gejolak politik, ternyata bank swasta terutama BCA kena rumor politik dan orang yang tadinya pindahkan dana ke bank besar juga langsung panik. Kita alami rush luar biasa, lebih dari 35% DPK kita dikuras,” paparnya.

Namun, sedikit berbeda dengan kondisi tahun 1998, menurut Jahja krisis yang terjadi pada tahun ini yang dipicu oleh pandemi Covid-19 sudah relatif tidak terlalu “mematikan”. Apalagi program penjaminan LPS yang sudah mulai diperkenalkan setelah krisis 1998 seharusnya membuat dana nasabah lebih terjamin sehingga tidak perlu terjadi rush.

“Saat itu baru mulai dikenalkan program penjaminan, itu membuat salah satu bagian LPS sekarang dan masyarakat yang dananya Rp2 miliar ke bawah harusnya lebih tenang dan tidak panik.”

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper