Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Frekuensi Remitansi Bank Mandiri Turun di Masa Pandemi

Penurunan tertajam terjadi pada transaksi inward atau incoming remittance yang dilakukan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri.
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan penurunan frekuensi realisasi remitansi pada semester I/2020.

Penurunan tertajam terjadi pada transaksi inward atau incoming remittance yang dilakukan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri.

Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rully Setiawan memerinci frekuensi transaksi inward dari wilayah yang terdampak Covid-19 seperti Hongkong, Korea, dan Amerika Serikat menurun hingga 38 persen YoY. Sementara, transaksi outward atau outgoing remittance menurun hingga sekitar 4 persen YoY pada semester I/2020.

Penurunan, lanjutnya, khususnya terjadi pada Maret hingga Mei 2020. Pasalnya, pada periode tersebut cabang Bank Mandiri harus beroperasi terbatas selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Meskipun demikian, volume transaksi outward dan inward remittance justru meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan masing-masing tumbuh 20 persen YoY dan 19 persen YoY," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).

Rully mengakui penurunan frekuensi transaksi menyebabkan pertumbuhan fee based income (FBI) dari bisnis retail remittance menurun pada kisaran 10 persen.

Saat ini Bank Mandiri sedang menyiapkan sebuah inovasi untuk menjawab perubahan perilaku transaksi nasabah khususnya pada transaksi remitansi. Perseroan sedang menyiapkan solusi untuk nasabah ritel, yakni remitansi melalui channel digital Bank Mandiri sehingga nasabah bisa melakukan transaksi remitansi kapanpun dan di manapun, tanpa perlu datang ke cabang.

"Namun demikian kami tetap optimis tren ini kembali meningkat hingga akhir tahun 2020," katanya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan selama aktivitas ekonomi menurun, transkasi dan fee based income otomatis juga akan rendah. Meskipun saat ini bank mendorong transaksi digital agar mendorong pendapatan komisi, hal itu tidak cukup menutup penurunan dari transaksi lainnya karena secara total penerimaan bank memang menurun.

"Harapannya dari transaksi digital yang memang meningkat di tengah pandemi, tapi itu sebenarnya tidak cukup menutup penurunan di transaksi lainnya," katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper