Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bankir Pastikan Likuiditas Cukup untuk Dukung Aktivitas Sektor Riil

Aktivitas sektor riil disebut mulai menggeliat pada akhir tahun, pelaku industri perbankan pun menyatakan kesiapannya mendukung pemulihan aktivitas ekonomi.
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja ekonomi mulai menggeliat pada akhir tahun ini. Pelaku industri perbankan pun memastikan kondisi likuiditas dalam posisi yang kuat untuk dapat terus memfasilitasi kebutuhan indsutri riil.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 18 November 2020 terpantau pada level 157,57 persen dan 33,77 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Adapun, loan to deposits ratio bank umum pun terus terpantau longgar yakni berada pada 83,16 persen per September 2020, turun 195 basis poin dari bulan sebelumnya 85,11 persen.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi memastikan likuiditas sangat kuat pada akhir tahun ini termasuk untuk menjawab kebutuhkan kredit indsutri riil.

Kendati demikian, ekspansi kredit tidak dilakukan secara sembrono guna menghindari risiko gagal bayar.

"Untuk BMRI, kualitas portofolio terjadi penurunan meski NPL tidak terlalu buruk. Rasio NPL masih di 3,5 persen, kolektabilitas kami masih terjaga memang tidak sebaik industri. Memang itu lebih karena wholesale yang risiko kreditnya cukup tinggi," katanya, Rabu (2/12/2020).

Untuk optimalisasi kredit tahun depan, Darmawan menyampaikan perseroan masih melihat kinerja debitur yang stagnan. Perseroan berharap distibusi yang lebih cepat sehingga kinerja pada semester kedua tahun depan dapat lebih agresif.

Dia pun menuturkan perseroan akan fokus pada peningkatan kinerja ekonomi dari semua segmen debitur, dan berupaya mendorongnya naik kelas dengan menguatkan integrasi semua rantai pasok.

"Kami memiliki 12 region yang itu kami ingin nasabah bisa upgrade, naik dari SME naik ke komersial, dari komersial bisa jadi korporasi. Ini membutuhkan fokus dan totalitas," sebutnya.

Senada, Direktur Utama PT Bank BRI (Persero) Tbk. Sunarso tak mempermasalahkan penggunaan dana dari nasabah individu dan pelaku usaha tersebut. Perseroan juga akan terus berupaya untuk meningkat optimlasisasi likuiditas saat ini.

Dia menyampaikan perseroan saat ini mendorong pelaku UMKM pasar untuk dapat memanfaatkan peningkatan belanja digital masyarakat dengan penciptaan website pasar. Di samping itu, perseroan juga terus mengoptimalkan sektor pangan untuk dapat terus meningkatkan kredit.

"Sektor pangan justru memiliki multiplier efek yang jauh lebih tinggi. Kami perlu mengoptimalkan semua sektor terkait seperti logistik dan perdagangannya. Justru kalau bisa memasok kebutuhan dalam negeri secara penuh, dan ini akan memberi pertumbuhan kinerja yang lebih berkelanjutan," katanya.

Bankir Pastikan Likuiditas Cukup untuk Dukung Aktivitas Sektor Riil

Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019)./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Dihubungi terpisah, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro menyampaikan risiko likuiditas perbankan pada masa pandemi tahun ini dapat dibilang minim.

"Memang awalnya ada kekhawatiran restrukturisasi dan kecemasan masyarakat menggerus likuiditas. Namun, kondisi yang terjadi justru over liquid, dan upaya untuk optimalisasinya sangat diperlukan. Justru tren penurunan dana masyarakat dan peningkatan kredit sangat dibutuhkan saat ini," sebutnya.

Dia menyampaikan langkah yang diambil oleh Bank Indonesia dalam penjaminan likuiditas sangat membantu perbankan. Selain itu, pemerintah juga memberi suntikan dana ke beberapa bank yang likuiditas semakin longgar.

Ari pun menyapaikan kekuatan daya beli masyarakat masih banyak tersimpan di perbankan dalam bentuk tabungan dan deposito.

"Justru yang perlu dicarikan cara adalah memperkuat kepercayaan konsumsi masyarakat agar semua bisa belanja lagi secara normal," sebutnya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wiroatmodjo pun memastikan likuiditas tidak menjadi isu bagi perbankan.

Dia mengatakan kondisi likuiditas saat ini justru dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dari beban dana.

"Bahkan seharusnya ini juga dapat ditransmisikan ke suku bunga kredit sehingga suku bunga kredit Indonesia bisa tetap dapat bertahan di bawah 10 persen," katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper