Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Pandemi, Penyaluran Home Credit Indonesia Rp6,3 Triliun Tahun 2020

Kendati kinerja penyaluran kredit Home Credit turun jauh dari capaian periode 2019 yang berjumlah Rp12,6 triliun, perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan jumlah pengguna menjadi 4,7 juta nasabah.
Home Credit Indonesia/Istimewa
Home Credit Indonesia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan berbasis teknologi Home Credit Indonesia (Home Credit) mencatatkan penyaluran sebesar Rp6,3 triliun sepanjang 2020 atau di era pandemi.

Kendati kinerja ini tercatat turun jauh dari capaian periode 2019 yang berjumlah Rp12,6 triliun, Home Credit mampu mencatatkan pertumbuhan jumlah pengguna menjadi 4,7 juta nasabah.

Direktur Utama Home Credit Indonesia Animesh Narang menjelaskan bahwa pihaknya masih memprioritaskan strategi adaptif dan mengedepankan hubungan pelanggan melalui customer journey dan keunggulan operasional bisnis yang serba digital untuk melewati ‘badai’ pandemi Covid-19.

Animesh mengungkap salah satu strategi yang diterapkan pada era pandemi, yaitu dengan fokus pada pelanggan existing untuk memitigasi risiko yang timbul akibat pandemi, sekaligus membantu pelanggan yang terdampak Covid-19.

"Hal ini membuat volume pembiayaan baru yang kami salurkan berkurang setengah menjadi Rp6,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar Animesh dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021).

Namun demikian, walaupun bisnis dan aktivitas perdagangan sempat melesu di semester I/2020 karena adanya regulasi pembatasan jarak sosial dan protokol kesehatan, Home Credit mulai melihat tanda-tanda pemulihan sejak kuartal III dan kuartal IV/2020.

"Jumlah pembiayaan yang kami salurkan sejak akhir Desember terus meningkat dan kami optimis permintaan pembiayaan dari konsumen juga perlahan mulai pulih untuk bisa mencapai performa seperti sebelum krisis pandemi terjadi," tambahnya.

Adapun, strategi lainnya, yaitu ikut serta membantu para pelanggan yang terdampak pandemi, bekerja sama dengan masyarakat untuk mengatasi krisis, serta membuktikan ketahanannya di masa awal pandemi ketika hampir sebagian besar bisnis komersial tidak dapat beroperasi karena pembatasan sosial.

Sepanjang 2020, Home Credit telah memberikan keringanan pembiayaan senilai lebih dari Rp883 miliar kepada lebih dari 136.000 pelanggan dan berhasil menjaga risiko gagal bayar atau non-performing financing pada level 1,15 persen.

Adapun, optimisme Home Credit Indonesia dalam menyalurkan produk dan layanannya tak lepas dari penerapan akses lewat teknologi digital yang ditawarkan melalui aplikasi digital My Home Credit. "Aplikasi yang memiliki lebih dari 9,3 juta pengguna terdaftar per 31 Maret 2021 ini memudahkan pelanggan dalam mengakses pembiayaan saat berbelanja," jelasnya.

Saat ini, pelanggan Home Credit bisa mendapatkan limit kredit untuk pembiayaan hingga Rp20 juta dengan DP mulai dari 0 persen yang bisa digunakan untuk mengajukan barang impian mereka, seperti smartphone, gadget, barang elektronik dan furnitur di toko.

Limit tersebut bisa dengan mudah dicek oleh pelanggan dan diajukan langsung lewat aplikasi My Home Credit atau dengan scan QR code yang ada di toko. Aktivasi dan top-up saldo Home Credit Pay dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi My Home Credit.

Lewat aplikasi digital My Home Credit, kini pelanggan juga dapat mengakses berbagai layanan lain, seperti layanan e-money Home Credit Pay dan layanan paylater Home Credit BayarNanti, melalui kerja sama dengan KasPro sebagai pemilik izin E-Money dan QRIS dari Bank Indonesia. Pelanggan juga dapat membayar berbagai tagihan mulai dari listrik, air, hingga BPJS, serta berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko terdekat cukup dengan memindai QRIS di toko tersebut.

Adapun, kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS juga dapat dirasakan saat menggunakan Home Credit BayarNanti atau produk paylater yang bisa didapatkan oleh pelanggan yang sudah menggunakan produk pembiayaan dari Home Credit Indonesia.

Produk ini mengakomodasi belanja kebutuhan sehari-hari dengan minimal transaksi Rp10.000 tanpa dikenakan biaya transaksi. Pelanggan juga memiliki keleluasaan dalam memilih opsi cicilan, mulai dari 1 bulan hingga 9 bulan.

"Dengan strategi yang kuat yang dapat beradaptasi dengan segala perubahan gaya hidup dan pola belanja masyarakat, kami dapat meningkatkan pertumbuhan pelanggan kami serta secara perlahan mengembalikan performa bisnis ke level pre-covid tanpa mengorbankan kualitas atau profil risiko dari portofolio pembiayaan kami," ungkap Animesh.

Buktinya, pada akhir 2020 pelanggan bertambah sekitar 240 ribu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Home Credit Indonesia pun senantiasa memperkuat kepercayaan pelanggan tidak hanya melalui layanan digital, namun disertai peningkatan kualitas layanan melalui jaringan mitra toko yang mencapai 16.485 mitra tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Jaringan mitra toko Home Credit di Indonesia juga tergolong cukup kuat mengingat masyarakat Indonesia cenderung masih berbelanja di toko secara langsung. Total pembiayaan paling besar masih disumbang dari pengajuan pembiayaan secara offline dengan total volume sebesar Rp4,2 triliun.

Adapun, jika dilihat dari kontrak pembiayaan, pelanggan paling banyak mengajukan pembiayaan untuk gadget, laptop, dan smartphone (66,4 persen), barang elektronik dan TV (21,5 persen), furnitur (10,50 persen), diikuti jenis barang lain seperti aksesoris mobil, fesyen, dan lain-lain.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper