Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Mulai Pulih, Masyarakat Tajir Mulai Belanja Asuransi

Orang-orang kaya yang sebelumnya banyak menabung sudah mulai banyak menggeserkan dananya ke investasi dan asuransi.
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Meningkatnya kepercayaan konsumen seiring pemulihan ekonomi dinilai memengaruhi keputusan orang-orang kaya dalam kembali membeli asuransi. Sejumlah indikator menunjukkan produk-produk pilihan orang kaya tumbuh pada kuartal I/2021.

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen, termasuk di segmen masyarakat kelas kakap mulai meningkat. Hal tersebut terjadi pada kuartal I/2021 dan terus berlanjut pada kuartal II/2021 ini.

Menurut Bhima, orang-orang kaya yang sebelumnya banyak menabung sudah mulai banyak menggeserkan dananya ke investasi dan asuransi. Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked menjadi pilihan orang berdompet tebal.

"Memang mereka melihat situasi ekonomi, pemulihan ini menjadi momentum untuk masuk ke dalam produk asuransi yang digabungkan dengan investasi, kayanya mulai populer lagi," ujar Bhima kepada Bisnis, Selasa (8/6/2021) malam.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa pada kuartal I/2021 perolehan premi industri mencapai Rp57,45 triliun. Jumlahnya tumbuh 28,5 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan sebelumnya senilai Rp44,72 triliun.

Apabila ditinjau dari jenis pembayarannya, pada kuartal I/2021 sumber premi terbesar berasal dari premi tunggal yang mencapai Rp30,61 triliun atau melesat 59,9 persen (yoy) dari Rp19,14 triliun. Premi reguler tercatat senilai Rp26,64 triliun atau naik 4,9 persen (yoy) dari Rp25,57 triliun, posisinya tersalip oleh premi tunggal.

Menurut Bhima, data itu cukup menunjukkan adanya kecenderungan orang-orang kaya membeli asuransi. Misalnya, premi tunggal yang berarti premi dibayar sekaligus di awal, biasanya dibeli oleh masyarakat kelas atas.

"Saya melihat pelajaran paling penting selama masa pandemi ini bahwa kesehatan itu sangat mahal biayanya, artinya orang-orang kaya yang masih punya uang itu justru akan memburu asuransi lebih tinggi dibandingkan masa sebelum Covid-19, untuk mengantisipasi risiko kesehatan. Ditambah minat berinvestasinya meningkat," ujar Bhima.

Selain itu, dia menilai bahwa deposan-deposan kelas kakap lebih nyaman dengan layanan keuangan di perbankan, sehingga banyak di antara mereka memilih membeli asuransi melalui kanal bancassurance. Sejalan, data AAJI pun menunjukkan adanya kenaikan pendapatan premi dari kanal tersebut.

Dilihat dari sisi saluran distribusi, pertumbuhan terbesar terjadi di kanal bancassurance. Perolehan premi kanal itu pada kuartal I/2021 mencapai Rp30,47 triliun, melesat hingga 55,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp19,54 triliun.

Perolehan premi kuartal I/2021 dari saluran alternatif mencapai Rp10,8 triliun atau tumbuh 35 persen (yoy), sedangkan dari kanal keagenan senilai Rp16,15 triliun terkoreksi 5,8 persen (yoy).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper