Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Fintech Calon Unikorn Potensial RI, dari Kredivo hingga Amartha

Seperti diketahui, fintech berstatus unikorn baru ada satu, yaitu OVO (PT Visionet Internasional), platform fintech klaster pembayaran elektronik & dompet digital besutan Lippo Group.
Kredivo adalah solusi kredit instan yang memberikan kamu kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti dalam 30 hari tanpa bunga atau dengan cicilan 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan (bunga 2,6 per per bulan). /Kredivo
Kredivo adalah solusi kredit instan yang memberikan kamu kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti dalam 30 hari tanpa bunga atau dengan cicilan 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan (bunga 2,6 per per bulan). /Kredivo

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga ini, perusahaan rintisan atau startup dari sektor teknologi finansial (tekfin/fintech) di Indonesia yang berhasil menyentuh status unikorn atau memiliki valuasi US$1 miliar hanya satu platform. Lalu, siapa selanjutnya?

Seperti diketahui, fintech berstatus unikorn tersebut bernama OVO (PT Visionet Internasional), platform fintech klaster pembayaran elektronik & dompet digital besutan Lippo Group.

Unikorn lainnya, bukan termasuk fintech karena tidak lahir dan tumbuh besar lewat lini bisnis utamanya sebagai penyedia layanan jasa keuangan, walaupun memiliki layanan finansial di dalam platform-nya atau bisnisnya berkaitan erat dengan layanan finansial.

Lalu, siapa deretan fintech yang kandidat startup unikorn selanjutnya?

Laporan DSinnovative Startup Report 2020 sempat menggambarkan 43 platform yang masuk daftar startup yang telah berstatus 'centaur' atau memiliki valuasi US$100 juta sampai US$999 juta, di mana 17 di antaranya berasal dari sektor fintech.

PT FinAccel Finance Indonesia atau Kredivo, fintech berbasis kredit digital yang kini berlisensi sebagai perusahaan pembiayaan (multifinance) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dipercaya telah memiliki valuasi di kisaran US$501 juta sampai US$999 juta.

Pesaing terdekat Kredivo sebagai penyedia kredit digital atau paylater, yaitu PT Akulaku Finance Indonesia atau Akulaku bersama entitas grupnya PT Akulaku Silvrr Indonesia pun dinilai telah masuk jajaran elit fintech centaur.

Terlebih, grup ini bukan hanya besar lewat bisnis pembiayaan, namun juga memiliki entitas marketplace dengan nama yang sama, serta dua bisnis jasa keuangan lain, yaitu fintech peer-to-peer (P2P) lending lewat PT Pintar Inovasi Digital (Asetku) dan memiliki saham mayoritas di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 24,98 persen.

Bergeser ke fintech centaur yang diperkirakan memiliki valuasi US$100 juta sampai US$500 juta, setidaknya terdapat 15 fintech dengan model bisnis dompet digital, penyedia layanan investasi, P2P lending, sampai financial planner yang telah masuk deretan ini.

Terdapat dua nama penyedia platform pembayaran & dompet digital (e-wallet) yang masuk jajaran centaur, yaitu DANA besutan PT Espay Debit Indonesia Koe dan LinkAja besutan PT Fintek Karya Nusantara.

Selain itu, fintech pembayaran dan layanan keuangan berbasis keagenan PAYFAZZ yang kini berada dalam naungan Fazz Financial Group (FFG), serta payment gateway PT Sinar Digital Terdepan (Xendit) juga dinilai telah masuk jajaran centaur.

Digiasia Bios, grup startup fintech penyedia jasa digitalisasi keuangan pun dinilai telah memiliki valuasi di atas US$100 juta. Sekadar informasi, grup ini memiliki tiga platform yang bernaung di bawahnya, yaitu fintech pembayaran KasPro (PT. Solusi Pasti Indonesia), fintech P2P bertajuk KreditPro (PT Tri Digi Fin) yang kini telah berizin OJK, dan jasa remitansi dan pencairan dana dari luar negeri RemitPro.

Adapun, salah satu fintech penyedia layanan investasi dipercaya telah masuk jajaran centaur, yaitu Ajaib Group besutan perusahaan sekuritas PT Ajaib Sekuritas Asia dan agen penjual efek reksa dana PT Takjub Teknologi Indonesia.

Secara kasat mata, Ajaib memang potensial masuk ke startup bervaluasi di atas US$100 juta, karena dua pendanaan Series A yang diterimanya pada Januari 2021 dan Maret 2021 saja sudah menyentuh US$90 juta, dan bahkan disebut sebagai pendanaan Series A terbesar se-Asia Tenggara dalam sejarah.

Berlanjut ke fintech klaster aggregator yang telah masuk kategori centaur, ada nama OY! besutan PT Dompet Harapan Bangsa, dan CekAja.com besutan PT Puncak Finansial Utama. Keduanya tercatat telah memiliki izin terdaftar sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) OJK.

Cermati Fintech Group (CFG), yang juga dikenal sebagai fintech aggregator lewat laman cermati.com pun dinilai telah masuk jajaran fintech bervaluasi centaur. Menilik, platform besutan PT Dwi Cermat Indonesia ini memiliki Indodana (PT Artha Dana Teknologi) dan Cermati Protect yang merupakan pialang asuransi digital.

Adapun, jajaran fintech centaur juga turut diramaikan oleh Stockbit besutan PT Stockbit Investa Bersama, satu-satunya fintech klaster Social Network & Robo Advisor yang resmi terdaftar di OJK.

Terakhir, fintech P2P lending merupakan jenis klaster fintech yang paling banyak meramaikan jajaran startup calon unikorn selanjutnya, kendati valuasinya dinilai masih berada di kisaran US$500 juta.

Beberapa nama yang muncul, di antaranya PT Investree Radhika Jaya (Investree), Grup Modalku besutan PT Mitrausaha Indonesia, KoinWorks besutan PT Lunaria Annua Teknologi, AwanTunai besutan PT Simplefi Teknologi Indonesia, dan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper