Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampu Kuning Permodalan Jasindo, OJK Peringatkan Manajemen

Berdasarkan laporan keuangan Jasindo pada kuartal III/2021, rasio pencapaian pemenuhan tingkat solvabilitas perseroan tercatat sebesar 121,39 persen.
Pekerja beraktifitas di depan logo asuransi Jasindo di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktifitas di depan logo asuransi Jasindo di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Kesehatan keuangan PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo mendapat perhatian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama terkait rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC).

Berdasarkan laporan keuangan Jasindo pada kuartal III/2021, rasio pencapaian pemenuhan tingkat solvabilitas perseroan tercatat hanya sebesar 121,39 persen. Angka ini turun dari posisi kuartal III/2020 yang mencapai 164,45 persen. Rasio solvabilitas atau RBC tersebut sangat tipis dari ketentuan ambang batas yang ditetapkan OJK, yakni minimal sebesar 120 persen.

Kondisi ini terpantau terjadi sejak kuartal I/2021. RBC Jasindo per kuartal I/2021 tercatat hanya sebesar 121,75 persen atau turun dari posisi kuartal I/2020 yang mencapai 213,35 persen. Kemudian, sampai dengan kuartal II/2021, RBC perseroan tercatat mencapai 123,89 persen atau turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 172,11 persen.

Terkait hal ini, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK, Moch. Ihsanuddin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan manajemen Jasindo untuk meminta penjelasan dan menyiapkan langkah antisipasi ke depan.

"Terkait RBC tersebut sudah dilakukan supervisory meeting dengan manajemen agar dilakukan pembahasan yang komprehensif terkait penyebab dan antisipasi ke depan," ujar Ihsanuddin kepada Bisnis, Selasa (9/11/2021).

Meski RBC tergolong mepet, kinerja keuangan perseroan masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Jasindo membukukan pendapatan premi bruto senilai Rp3,11 triliun sampai dengan kuartal III/2021 atau tumbuh 11,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,79 triliun

Hasil investasi anggota Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG) itu tercatat naik 22,25 persen, dari Rp65,24 miliar pada kuartal III/2020 menjadi Rp79,76 miliar pada kuartal III/2021. Kenaikan hasil investasi tersebut sejalan dengan jumlah investasi yang juga meningkat. Sampai dengan kuartal III/2021 ini, jumlah investasi Jasindo mencapai Rp3,98 triliun atau tumbuh 26,35 persen dibandingkan kuartal III/2020 yang mencapai Rp3,15 triliun.

Porsi terbesar penempatan investasi berada di instrumen deposito berjangka yang mencapai 50,5 persen dari total jumlah investasi. Kemudian disusul oleh penyertaan langsung sebesar 20,25 persen, surat berharga negara 13,3 persen, reksa dana 8,04 persen, obligasi korporasi 7,6 persen, dan sisanya ditempatkan di saham.

Aset Jasindo juga tercatat naik menjadi Rp14,4 triliun pada kuartal III/2021 dari sebelumnya hanya Rp12,95 triliun pada kuartal III/2020. Dari sisi liabilitas naik 17,11 persen menjadi Rp11,77 triliun dan ekuitasnya senilai Rp2,63 triliun.

Adapun, pertumbuhan kinerja top line yang dicatatkan Jasindo pada kuartal ketiga ini belum mampu mengerek kinerja dari sisi bottom line. Jasindo membukukan rugi komprehensif senilai Rp184,78 miliar sampai dengan kuartal III/2021. Namun, kondisi ini membaik dibandingkan kuartal III/2020 yang membukukan rugi komprehensif Rp309,68 miliar.

Bisnis telah berupaya menghubungi manajemen Asuransi Jasindo dan IFG terkait kondisi RBC Jasindo. Namun, hingga berita ini diturunkan pihak Jasindo dan IFG belum memberikan komentar.

Sementara itu, IFG baru saja melakukan pembelian 10 persen saham PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (Mandiri InHealth) yang dimiliki oleh Jasindo.

Direktur Utama IFG, Robertus BiIlitea mengatakan, pembelian saham tersebut merupakan upaya serius IFG dalam menata fokus bisnis anak perusahaan, khususnya Jasindo, yang semakin memperkuat fokus bisnisnya di sektor asuransi umum.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper