Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Dickie Widjaja mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mempercepat adaptasi inklusi keuangan digital. Pasalnya, kini banyak orang yang tidak menyukai transaksi menggunakan uang tunai dengan alasan kebersihan demi menjaga kesehatan.
Merujuk data per Agustus 2021, Dickie melihat bahwa transaksi e-Money mencapai Rp24,8 triliun atau US$1,7 miliar, tumbuh sekitar 43,66 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Agustus 2020.
Sama halnya dengan transaksi digital perbankan yang juga mengalami pertumbuhan sebesar Rp17,90 triliun atau US$1,2 triliun per Juli 2021. Artinya, transaksi digital perbankan menunjukkan peningkatan sebesar 39,39 persen yoy.
“Semua ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih bersedia untuk mencoba layanan digital baru dan mereka kurang enggan menggunakan uang tunai,” ujar Dickie dalam acara virtual OJK-OECD Conference on Financial Inclusion Day 2, Jumat (3/12/2021).
Dickie menyebutkan sistem pembayaran QRIS dari Bank Indonesia telah digunakan sekitar 10 juta merchant per September 2021.
“Itu sangat membantu banyak UMKM. Soalnya, karena orang tidak mau bayar dengan uang tunai atau sekarang dengan itu mereka sudah bisa bertransaksi. Untuk hal-hal sederhana seperti jalan, warung pinggir jalan, sehingga itu sangat membantu,”
Baca Juga
Tak hanya dari sisi pembayaran, Dickie memaparkan bahwa dari segi pendanaan juga mengalami pertumbuhan. Mereka telah mencairkan Rp14,7 triliun atau US$1 miliar hingga Agustus 2021 yang sepenuhnya menggunakan transaksi secara online. Sementara itu, total akumulasi pencairan per Agustus 2021 sudah melalui 9.062.814 rekening peminjam.
Begitu pula dengan pasar modal yang mengalami peningkatan, baik di reksa dana maupun di pasar kripto. Dickie menyampaikan bahwa, saat ini terdapat 7,4 juta pengguna aset kripto Indonesia, yang tumbuh 86 persen yoy dengan nilai transaksi tumbuh 740 persen yoy.
“Jadi di satu sisi itu menunjukkan kemauan dan saya pikir keterbukaan pikiran baik UMKM Indonesia maupun individu Indonesia untuk mencoba produk digital baru,” katanya.