Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) Daniel Budirahayu memperkirakan dana pihak ketiga (DPK) perseroan akan tumbuh hampir sama dengan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2021, penghimpunan DPK Bank Ina tercatat tumbuh sebesar 36 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp9,63 triliun.
Pertumbuhan ini berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh sebesar 2 persen ytd, dari Rp2,73 triliun menjadi Rp2,79 triliun.
Permodalan Bank Ina juga semakin kuat setelah pada Desember 2021 berhasil merampungkan aksi penambahan modal melalui skema rights issue senilai Rp1,18 triliun.
Sementara itu, jika melihat survei Konsumen Bank Indonesia (BI), BI mencatat rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio pada Desember 2021 tercatat sedikit meningkat dari bulan sebelumnya, yaitu dari 76,1 persen menjadi 76,2 persen.
Adapun, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan atau saving to income ratio tercatat sebesar 14,1 persen pada Desember 2021, atau turun dari 14,6 persen pada bulan sebelumnya.
Baca Juga
Sejalan dengan peningkatan konsumsi, Survei Konsumen BI mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga pada level optimis.
“Daya beli dan konsumsi akan lebih baik dibandingkan tahun lalu, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yg juga akan lebih baik apalagi kalau pandemi di Indonesia sudah dapat dikendalikan,” ujar Daniel saat dihubungi Bisnis, Senin (10/1/2022).
Di samping itu, bank berkode emiten BINA itu juga akan menggerakkan sejumlah strategi untuk meningkatkan alokasi pembiayaan kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada 2022.
Perseroan menyatakan UMKM menjadi salah satu segmen yang diprioritaskan oleh perseroan dengan cara menyalurkan kredit usaha rakyat atau KUR.