Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia atau Mandiri Inhealth mengantongi laba bersih senilai Rp132,98 miliar sepanjang 2021 atau melesat 98,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan di Bisnis Indonesia, Senin (4/4/2022), perseroan mampu membukukan pendapatan premi bruto senilai Rp2,56 triliun di 2021. Perolehan tersebut naik 4,92 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya.
Sementara itu, hasil investasi perseroan tercatat mencapai Rp113,46 miliar atau mengalami penurunan 19,3 persen yoy.
Meski demikian, beban klaim dan manfaat dibayar perseroan mengalami penurunan 5,88 persen yoy, yakni menjadi Rp1,92 triliun di 2021 dari sebelumnya Rp2,04 triliun di 2020.
Dengan adanya peningkatan jumlah pendapatan dan penurunan jumlah beban, Mandiri Inhealth dapat membukukan laba bersih senilai Rp132,98 miliar.
Dari sisi neraca, jumlah investasi Mandiri Inhealth tercatat mencapai Rp1,24 triliun di 2021 atau tumbuh 20,39 persen yoy. Penempatan investasi mayoritas berada di obligasi korporasi yang porsinya mencapai 39,3 persen dan surat berharga negara (SBN) mencapai 29,92 persen dari jumlah investasi.
Aset perseroan sampai dengan akhir tahun lalu juga mengalami pertumbuhan 12 persen yoy, yakni menjadi Rp2,52 triliun.
Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan sampai dengan 2021 tercatat mencapai Rp1,16 triliun atau naik 21,59 persen yoy dan ekuitas perseroan mencapai Rp1,37 triliun atau naik 5,38 persen yoy.
Kemudian, dari sisi indikator kesehatan keuangan, rasio pencapaian solvabilitas perseroan berada di angka 542 persen, jauh di atas ketentuan minimum regulator sebesar 120 persen.